Kelompok 2
Muhammad Rizki Nugroho 11-062
Eka Sartika 12-007
Riza Indri Sri Metami Barus 12-011
Nisya Aspasia P. 12-093
Muhammad Rizki Nugroho 11-062
Eka Sartika 12-007
Riza Indri Sri Metami Barus 12-011
Nisya Aspasia P. 12-093
A. Teori
Teori-teori yang kami kaitkan dengan
proses pengajaran kami terhadap anak-anak didik adalah teori paedagogi, teori
Piaget tentang tahapan perkembangan anak usia 2-7 tahun yaitu tahapan
pra-operasional dan berhitung. Berikut adalah penguraian dari teori-teori
tersebut.
Paedagogi
Paedagogi berasal dari bahasa Inggris yaitu Paedagogy, serta dari bahasa Yunani
yaitu Paedagogeo yang seacara literal
dapat dartikan sebagai memimpin anak. Adapun Paedagogik merupakan ilmu ataupun
seni dalam mendidik anak-anak yang
dilakukan oleh orang dewasa yang bertanggung jawab (Kesuma, 2008) . Bentuk
tanggung jawab disini adalah sejauh mana upaya-upaya atau strategi-strategi yang dilakukan
pengajar dalam proses mengajarkan ilmu-ilmu serta pandangan-pandangan tertentu.
Pengajaran dapat menjadi efektif dalam sudut pandang paedagogi jika pengajar
dapat berinteraksi dengan latar belakang
pengetahuan ataupun pengalaman siswa serta situasi-situasi-situasi personal.
Selama proses pengajaran yang kami
lakukan, kami selalu berusaha untuk berinteraksi dan memahami anak-anak didik
kami, seperti bertanya dimana rumahnya, cita-citanya apa, hobinya apa, dan lain
sebagainya. Hasil yang kami dapati
dengan hal-hal yang sederhana seperti itu ternyata cukup berpengaruh terhadap
jalanya proses pengajaran, kami jadi mengerti bagaimana pendekatan dan cara
bersikap terhadap masing-masing anak
sehingga apa yang kami beritahu dapat diterima mereka tanpa blocking tertrntu dari anak.
Tahapan
Pra-operasional
Piaget (dalam Lahey, 2012)
mengatakan bahwa anak-anak yang berusia 2-7 tahun berada dalam tahapan
pra-operasional. Tahapan ini merupakan tahapan dimana anak-anak sudah dapat
bepikir secara simbolik, walaupun sedikit berbeda dengan pemikiran orang
dewasa. Pemikiran simbolik ditandai
dengan munculnya sistem-sitem lambang atau simbol, seperti warna, bahasa
ataupun bentuk. Pemikiran Simbolik ini juga merupakan sesuatu yang penting karena
merupakan kemampuan anak untuk menggambarkan atau membayangkan sesuatu objek.
Selama proses pengajaran kami, kami
menghubungkan apa yang akan kami ajarkan dengan simbol-simbol atau
bentuk-bentuk tertentu. Hal ini kami lakukan karena selain untuk merangsang
pemikiran simbolik mereka tapi juga untuk menciptakan suasanya belajar yang
lebih asyik dan tidak membosankan.
Berhitung
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berhitung diartikan sebagai melikakukan kegiatan hitung seperti menjumlah,
mengurangi dan lain sebagainya. Berhitung juga merupakan aktivitas yang penting
dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menjadi alasan kami
memilih berhitung untuk diangkat sebagai bahan atau meteri yang akan kami
ajarkan kepada anak-anak didik. Hal ini juga didukung oleh orang tua anak didik
yang mengatakan kalau berhitung sangat penting namun pemahaman anak-anak didik
masih kurang.
B. Konsep
Konsep yang kami terapkan dalam
pengerjaan tugas ini adalah konsep
bermain sambil belajar. Konsep ini kami terapkan dengan mempertimbangkan 2 hal,
yaitu :
Usia. Usia anak-anak yang akan kami didik
berkisar antara rentang 4-6 tahun. Rentang usia
tersebut merupakan masa-masa dimana anak senang bermain-main, namun jika
bermain asal bermain manfaatnya tidak akan didapat, sehingga tepat rasanya jika
dikombinasikan dengan proses belajar
Penciptaan suasana yang baik. Ketika
anak-anak didik nyaman dengan kondisi seperti ini maka proses belajar dan
ilmu-ilmu yang diberikan menjadi lebih mudah diserap oleh anak didik. Adapun
yang penerapan dari konsep ini dalam proses pengajaran kami adalah melakukan
proses belajar-mengajar berhitung di sertai dengan media-media seperti kertas
origami warna-warni yang dibentuk-bentuk dan ditambah dengan cerita-cerita yang
menarik untuk didengar oleh anak-anak didik.
C. Proses
yang terjadi selama pelaksanaan
Pada hari Senin, 11 Mei 2015 kelompok mendapatkan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil pelaksanaan pembelajaran pedagogi yang telah dilakukan.
Presentasi dibuka oleh Muhammad Rizki Nugroho sebagai moderator. Selanjutnya Riza
Indri Sri Metami Barus menjelaskan tentang pendahuluan dan landasan teori
mengenai pembelajaran pedagogi yang kelompok lakukan. Kemudian presentasi
dilanjutkan oleh Eka Sartika yang membahas tentang penjelasan konsep
pembelajaran pedagogi yang dilakukan, serta subjek, lokasi kegiatan, waktu
pelaksanaan, dan durasi kegiatan yang dilakukan. Selain itu, Eka Sartika juga
menjelaskan tentang rencana kegiatan, media yang digunakan selama kegiatan, dan
rincian biaya yang dikeluarkan selama kegiatan. Setelah itu presentasi
dilanjutkan oleh Nisya Aspasia. P yang menjelaskan tentang peran masing masing
anggota selama pelaksanaan kegiatan, proses pelaksanaan kegiataan yang terjadi
selama 3 hari, dan hasil yang didapatkan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Kemudian presentasi dikembalikan ke Muhammad Rizki Nugroho yang menanyakan
kepada audiens apakah ada pertanyaan mau kritik dan saran atas presentasi tugas
yang telah kelompok lakukan. Pertanyaan dari audiens diawali oleh Risya yang
menanyakan bagian anak anak licik. Risya menanyakan apakah hal tersebut bagus
atau tidak. Tanggapan dari audiens selanjutnya datang dari Reza yang memberikan
saran agar kelompok memaksimalkan media dalam bentuk visual. Selanjutnya Sinta
menanyakan mengenai evaluasi kelompok, yaitu apakah target yang ingin dilakukan
sudah tercapai atau belum. Kemudian kelompok berdiskusi sebentar untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari audiens. Muhammad Rizki Nugroho bertugas menjawab
pertanyaan dari audiens setelah berdiskusi. Lalu, ada pertanyaan tambahan dari
Yuha yang menanggapi tentang jawaban kelompok atas pertanyaan Risya. Yuha
menanyakan mengapa kelompok mengikuti perilaku anak tersebut. Muhammad Rizki
Nugroho menjelaskan apa yang terjadi di lapangan. Setelah menjawab pertanyaan
dari audiens, Ibu Dina menanyakan dinamika proses pelaksanaan pembelajaran yang
terjadi. Terdapat ketidaksesuaian antara apa yang kelompok posting di blog
dengan apa yang dipresentasikan di kelas. Hal ini merupakan salah satu
kekurangan kelompok. Setelah menerima feedback dari Ibu Dina dan audiens,
presentasi kelompok ditutup oleh Muhammad Rizki Nugroho dengan mengucapkan
terima kasih.
D. Tantangan
Audiovisual
Kurangnya media audiovisual yang ditampilkan pada saat presetasi.
Keterbatasan ini menyebabkan audiens kurang bisa memahami apa yang pengajar
lakukan di lapangan.
Waktu
Waktu yang diperlukan untuk mendiskusikan konsep pembelajaran dan
pelaksaaan pembelajaran yang matang terbatas karena kesibukan masing-masing
anggota kelompok sehingga kelompok sulit untuk berkumpul tatap muka.
Anak Didik
Tantangan lainnya adalah kesulitan dalam mencari anak didik untuk
diajarkan sesuai dengan konsep pembelajaran yang telah dibuat. Selain itu,
mengajar lebih dari satu anak dengan karakteristik mereka masing-masing yang
berbeda satu sama lain merupakan salah satu tantangan bagi pendidik pemula
seperti yang kelompok lakukan.
E. Kendala yang dihadapi
Waktu
Waktu
yang digunakan kelompok untuk presentasi di kelas terlalu singkat di bandingkan
isi laporan dari kelompok sehingga kelompok sedikit terburu-buru untuk
presesntasinya. Sementara yang di lapangan sendiri tidak mengalami kendala waktu.
Alat dan Bahan
Untuk alat dan bahan sendiri
kelompok tidak mengalami hambatan dikarenakan sebelum hari pertama mengajar
kelompok sudah mempersiapkan semua alat kebutuhannya
Proses Pelaksanaan
Awalnya
Kurang perhatian anak-anak dikarenakan mereka melihat masing-masing gadget dari
anggota kelompok dan fokus akan gadget tersebut, tapi lama kelamaan kelompok
sudah bisa menarik perhatian anak-anak tersebut kembali lalu mulai bisa mengajari
mereka namun untuk pengambilan dokumentasi sendiri kelompok merasa terbatas
karena anak-anak tersebut ketika melihat gadget mereka ingin bermain jadi
dokumentasi sendiri kami lakukan secara diam-diam.
Performa
Kelompok mengakui adanya
kekurangan dalam dokumentasi sehingga peralatan dan media visual yang di
sediakan kelompok untuk mengajar anak-anak tidak terlihat dalam presentasi yang
di lakukan di dalam kelas.
F. Kritik dan Saran
Risya me nanyakan pertanyaan bagian anak anak licik. Bagus atau tidak ?
Dimana kelompok
menjawab itu merupakan perilaku yang tidak baik dan kelompok sendiri sudah
memberikan nasehat kepada anak agar tidak mengulangi perbuatannya dan sudah
menjelaskan bahwa perbuatan itu adalah perbuatan yang tidak baik, dan anak pun
sudah faham akan kesalahannya.
Yuha menanyakan mengapa kelompok mengikuti perilaku anak ?
Seperti sudah di
jelaskan bahwa kelompok bukan mengikutinya tapi kelompok kehilangan perhatian
dalam hal tersebut di karenakan kelompok tidak mengetahui bahwa anak tersebut
sudah melakukan perbuatan itu, namun setelah mengetahuinya pertanyaan tersebut
kami batalkan lalu kami ganti dengan pertanyaan lain.
Reza memberikan saran mengenai media dalam bentuk visual.
Sebenarnya media itu
ada saat proses belajar mengajar namun tidak terlalu bisa kami ekspose di
karenakan kendala dalam proses dokumentasi seperti apa yang sudah kami jelaskan
saat presentasi.
Sinta
menanyakan evaluasi : target apakah tercapai ?
Target
kami sudah tercapai itu kami lihat dari antusias anak dalam sesi Tanya jawab
dan ketika kami memberikan pertanyaan anak-anak tersebut berlomba untuk
menjawab dan mengambil media visual yang tersedia untuk menjawab
pertanyaannnya.
G. Pembagian Tugas
Muhammad Rizki Nugroho, bertugas sebagai
moderator dan menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh teman-teman sekalian.
Riza Indri
Sri Metami Barus, mempresentasikan
teori-teori yang kami gunakan kepada anak didik selama proses pembelajaran
pegagogi itu berlangsung.
Eka Sartika, mempresentasikan tentang biaya yang
kami keluarkan selama mengajar anak didik tersebut.
Nisya Aspasia, mempresentasikan tentang peran
para anggota selama mengajar dan hasil dari proses mengajar tersebut.
H. Transaksi dan Dana
Origami : Rp
10.000,-
Buku Tulis : Rp
2.250,- (8 x Rp. 2.250,-) = Rp. 18.000,-
Alat Tulis : Rp.
1.500,- ( 8x Rp. 1.500,-) = Rp. 12.000,-
Jumlah : Rp
40.000,-
Hari
pertama (23 April 2015)
Sample : 4 orang anak
Ongkos
: Rp. 4000/ orang
Reward
: Rp 4000/anak (Biskuit + Susu)
Jumlah :
Rp 16.000
Hari kedua
(24 April 2015)
Sample : 8 orang anak
Ongkos
: Rp. 4000/ orang
Reward
:Rp 2000/anak (Biskuit + Roti )
Jumlah :
Rp 16.000
Hari
ketiga (26 April 2015)
Sample : 8 orang anak
Ongkos
: Rp. 4000/ orang
Reward
:Rp 2000/anak (Roti + Permen)
Jumlah :
Rp 16.000
TOTAL : Rp
48.000
Total Keseluruhan Rp 48.000 + Rp 40.000,- = Rp 88.000,-