MK. Psikologi Umum (Topik : Classical Conditioning)


DEFINITION OF LEARNING
            Dalam kehidupan terus-menerus adanya proses perubahan. Dari bayi sampai remaja sampai dewasa sampai kematian, kita terus berubah. Banyak faktor yang menghasilkan perubahan tersebut, namun salah satu yang paling penting adalah proses pembelajaran. Melalui pengalaman, kita mempelajari informasi baru dan keterampilan baru. Kita juga belajar untuk memahami konsep baru, untuk memecahkan masalah dengan cara baru, dan bahkan untuk mengembangkan kepribadian selama seumur hidup. Dan dengan membaca buku kita belajar definisi baru untuk kata-kata belajar dalam psikologi, pembelajaran merujuk pada perubahan yang relatif permanen dalam perilaku yang dibawa melalui pengalaman.
            Tidak semua perubahan perilaku adalah hasil belajar. Istilah ini relatif permanen, perubahan merupakan hasil dari pengalaman, bukan perubahan karena penyebab biologis seperti obat, kelelahan, kematangan dan cedera. Perhatikan juga bahwa definisi pembelajaran tidak membatasi untuk perubahan perilaku. Misalnya, jika anda mulai membenci sandwich ikan karena anda jatuh sakit setelah memakan itu, pembelajaran telah terjadi. Tidak menyukai sandwich ikan secara tidak diinginkan ataupun disengaja juga masih merupakan hasil dari pembelajaran.
            Selama bertahun-tahun psikolog telah mengisolasi dan mempelajari sejumlah cara belajar terjadi. Sebagai hasilnya, sekarang kita mengerti beberapa prinsip belajar yang berbeda.
CLASSICAL CONDITIONING: LEARNING BY ASSOCIATION
            Studi ilmiah tentang pembelajaran dimulai di Russia sekitar pergantian abad ke 20 dengan penemuan yang dibuat di laboratorium Ivan Pavlov. Pavlov adalah seorang psikolog Rusia yang menerima hadiah atas karyanya pada peran air liur dalam pencernaan. Untuk mempelajari air liur Pavlov melakukan pembedahan menanamkan tabung di pipi anjing. Hal ini memungkinkan dia untuk mengukur jumlah air liur yang diproduksi saat makanan ditempatkan dimulut anjing. Pavlov melihat setelah beberapa hari, anjing dalam eksperimennya mulai mengeluarkan air liur saat petugas memasuki ruangan dengan makanan-makanan sebelum ditempatkan dimulut mereka. Pemandangan (dan mungkin suara) dari petugas datang (membangkitan atau menghasilkan) respon refleksif yang awalnya hanya ditimbulkan dari makanan. Memperhatikan bahwa air liur anjing keluar setiap kali melihat petugas laboratorium membawa makanan tidak tampak pada percobaan di hari pertama. Pavlov mengakui bahwa respon refleksif untuk makanan merupakan respon yang secara biologis terhubung ke sistem saraf anjing, dibawah kendali tergantung pada stimulus yang datang – dalam hal ini mata petugas merupakan stimulusnya.
            Pavlov mengetahui bahwa bentuk pembelajaran didasarkan pada asosiasi yang berulang dari dua stimulus. Stimulus adalah segala sesuatu yang dapat secara langsung mempengaruhi perilaku atau pengalaman secara sadar. Perilaku anjing berubah ketika petugas mendekati. Yang merupakan stimulus menimbulkan respon. Pavlov ingin memahami proses pembelajaran ini, ia buru-buru menyelesaikan studi dan mengabdikan sisa karirnya untuk mempelajari bentuk pembelajaran. Dikenal sebagai pengkodisian klasik karena merupakan bentuk pembelajaran pertama yang dipelajari di laboratorium oleh Pavlov.
Association : The Key Element in Classical Conditioning
Asosiasi merupakan elemen kunci dalam pengkondisian klasik. Belajar melalui asosiasi merupakan bagian umum dari kehidupan kita. Pavlov menganggap pengkondisian klasik sebagai bentuk pembelajaran melalui asosiasi, asosiasi di waktu stimulus netral (yang awalnya tidak menimbulkan respon) dan stimulus yang menimbulkan respon. Pavlov menggunakan suatu alat yang sudah dibuat di laboratorium untuk mengukur kemajuan belajar dan dia menggunakan makanan sebagai stimulus untuk memperoleh respon (dari air liur).
Secara khusus, Pavlov menyajikan stimulus netral dengan mengklik metronom yang  dapat dengan mudah di dengar anjing. Setelah interval waktu diukur dengan tepat, dia akan mengeluarkan sejumlah kecil bubuk daging ke mulut anjing untuk memperoleh air liur. Setiap 15 menit, prosedur yang sama diulang, dan air liur anjing keluar saat metronom dibunyikan tanpa bubuk daging. Dengan terus-menerus mengukur jumlah air liur melalui tabung di pipi anjing, kekuatan pembelajaran baru yang akurat dipantau selama proses pengkondisian klasik.
Sekali lagi, elemen kunci dalam pengkondisian klasik adalah asosiasi dari dua stimulus. Semakin sering metronom dan makanan di asosiasikan, semakin sering metronom memunculkan air liur. Waktu dari asosiasi dua stimulus juga penting. Pavlov memperoleh hasil terbaik saat metronom mendahului bubuk makanan yaitu sekitar setengah detik. Interval waktu yang lebih lama menjadi kurang efektif, dan hampir tidak ada pembelajaran terjadi ketika metronom disajikan pada waktu yang sama dengan makanan atau ketika makanan disajikan sebelum metronom.
Dengan demikian, Pavlov mengambil keuntungan dari pengamatan ini dan memulai studi sistematis salah satu aspek dari pembelajaran. Meskipun belajar telah banyak diteliti sebelum Pavlov, eksperimennya sangat berpengaruh karena keluasan dan ketelitiannya. Pavlov sangat jenius melihat bentuk pembelajaran sederhana yang memiliki implikasi penting jauh melampaui mengklik metronom dan air liur anjing. Tulisan-tulisan Pavlov menjadi bagian penting dari psikologi Amerika ketika John B. Watson memperluas dan mempopulerkan pandangan Pavlov dalam bahasa Inggris.
Terminology of Classical Conditioning
Sebelum melanjutkan ke pemahaman yang lebih jauh tentang pengkondisian klasik, kita perlu belajar beberapa terminology baru. Istilah-istilah ini membantu memperluas pemahaman tentang pengkondisian klasik ke topik yang lebih relevan di kehidupan. Pertama kita menggunakan masing-masing dari empat syarat merujuk pada eksperimen Pavlov kemudian kita menggunakan nya ke contoh yang baru.
1.      Unconditioned Stimulus (UCS)
Bubuk daging merupakan UCS pada eksperimen Pavlov. Stimulus ini merupakan stimulus yang dapat menghasilkan suatu respons tanpa adanya proses pembelajaran. Dalam kata lain, stimulus ini merupakan stimulus netral.
2.      Unconditioned Response (UCR)
Air liur anjing merupakan UCR pada eksperimen Pavlov. Respons ini merupakan respons yang tidak dipelajari, respons diperoleh dari Unconditioned Stimulus yang diberikan.
3.      Conditioned Stimulus (CS)
Awalnya metronom tidak menimbulkan respon air liur, tetapi kemudian kemampuan metronom diperoleh untuk menimbulkan air liur karena dipasangkan dengan UCS. Ini merupakan CS pada eksperimen Pavlov.
4.      Conditioned Response (CR)
Ketika anjing mulai mengeluarkan air liur ke CS, air liur menjadi CR. Respons ini merupakan respons yang diperoleh sebagai hasil dari diberikannya Conditioned Stimulus.
Ringkasan : bubuk daging merupakan UCS; metronom merupakan stimulus netral yang menjadi CS; air liur merupakan UCR; dan ketika air liur itu ditimbulkan oleh conditioned stimulus, menjadi CR. Dalam bab 3 kita mengetahui bahwa sistem saraf simpatik diaktifkan ketika kita menghadapi ancaman. Pada gambar 7.4 kita melihat bagaimana aktifnya system saraf simpatik di kondisikan dengan segitiga menjadi pengkondisian klasik.
Awalnya, segitiga pada layar komputer adalah stimulus netral yang tidak menimbulkan system saraf simpatik partisipan aktif (diukur oleh sensor kecil yang mendeteksi peningkatan keringat di permukaan kulit). Tetapi kebisingan merupakan unconditioned stimulus (UCS) yang memunculkan unconditioned response (UCR) yaitu aktifnya system saraf simpatik. Selama prosedur pengkondisian klasik, stimulus netral (segitiga) disajikan sebelum unconditioned stimulus (suara keras) menimbulkan unconditioned response (UCR) yaitu aktifnya system saraf simpatik. Setelah prosedur pengkondisian klasik, stimulus netral (segitiga) menjadi conditioned stimulus (CS) yang menimbulkan unconditioned response (UCR) yaitu aktifnya system saraf simpatik.
Contoh lain yang berkaitan dengan pengkondisian klasik yaitu cerita tentang anjing kecil bernama Lester. Lester seekor anjing yang penyayang, hangat, dan benar-benar setia. Namun, Lester juga penakut. Saya tidak akan melupakan kejadian dimana saya membawanya ke dokter hewan karena ia tertembak. Lester diam berdiri dengan senyum ramah di wajahnya saat pertama kali jarum terjebak dalam daging nya. Pada saat itu, responnya menyentak, mengernyit dan berdengking ketakutan. Setelah beberapa suntikan, Lester mulai berdengking sebelum injeksi ketika melihat dokter hewan membawa jarum di tangannya.
Dalam contoh ini, melihat jarum merupakan CS karena awalnya tidak menimbulkan jeritan tersebut; tertusuk jarum adalah UCS, karena menimbulkan jeritan; jeritan setelah tertusuk merupakan UCR; dan ketika CS datang untuk memperoleh jeritan, menjerit adalah CR.
Definition of Classical Conditioning
Pengkondisian klasik merupakan bentuk pembelajaran di mana stimulus yang sebelumnya netral (CS) dipasangkan dengan stimulus (UCS) yang memunculkan respon terkondisi (UCR). Sebagai hasil dari pasangan dari CS dan UCS, CS datang untuk mendapatkan respon terkondisi (CR) yang dalam banyak kasus, CR  identik atau sangat mirip dengan UCR.
Agar pengkondisian klasik terjadi, CS juga harus berfungsi sebagai sinyal yang dapat diandalkan untuk terjadinya UCS. Sirene darurat yang berbunyi hanya dalam keadaan darurat (tidak ada tes atau alarm palsu) menghasilkan respon ketakutan yang lebih dari sirene yang rutin diuji sebulan sekali. Demikian pula, jika suara metronom selalu diikuti oleh makanan, air liur akan lebih kuat daripada jika metronom diikuti makanan hanya beberapa waktu saja.
Perlu diperhatikan bahwa pengkondisian klasik dianggap sebagai bentuk pembelajaran bukan karena perilaku baru yang telah dipelajari tetapi karena perilaku lama dapat ditimbulkan oleh stimulus baru. Perilaku "berubah" hanya dalam arti itu. Yang penting untuk diperhatikan juga, bahwa proses pengkondisian klasik tidak tergantung pada perilaku individu yang dikondisikan. Metronom dan bubuk daging dipasangkan apakah anjing mengeluarkan air liur atau tidak, serta melihat jarum dan disuntik dipasangkan apakah mendengking atau tidak. Unsur penting dalam pengkondisian klasik adalah CS dan UCS berasosiasi dalam waktu yang tepat. Seperti yang akan kita lihat nanti, jika perilaku individu dapat menentukan apakah stimulus disajikan atau tidak, proses ini tidak pengkondisian klasik.
Importance of Classical Conditioning
Konsep pengkondisian klasik tidak akan begitu banyak dipelajari oleh psikolog jika diterapkan hanya untuk air liur anjing. Sebaliknya, pengkondisian klasik sangat membantu dalam memahami beberapa aspek penting dari perilaku manusia.
Pada tahun 1920, behaviorisme  John B. Watson dan rekannya Rosalie Rayner menerbitkan contoh yang paling banyak dikutip dari pengkondisian klasik di psikologi. Watson yakin bahwa banyak ketakutan diperoleh melalui pengkondisian klasik dan berusaha untuk menguji ide ini dengan mengajar ketakutan anak 11 bulan, yang terkenal dengan nama Little Albert. Albert pertama kali diizinkan untuk bermain dengan tikus putih laboratorium untuk mengetahui apakah dia takut tikus; dan pada waktu itu dia tidak takut. Kemudian, saat ia bermain dengan tikus putih, batang besi dipukul dengan palu di belakang kepala Albert. Seperti bisa diduga, suara keras menyebabkan Albert menangis ketakutan. Setelah tujuh kali melakukakan asosiasi tikus dengan suara keras, Albert menunjukkan respon rasa takut yang kuat ketika tikus ditempatkan di dekatnya. Dia telah belajar untuk takut tikus melalui pengkondisian klasik.
 Eksperimen dianggap menyalahi aturan etika. Hal ini dikarenakan Watson dan Rayner tidak mengembalikkan kondisi Little Albert ke keadaan sebelumnya. Dalam studi berikutnya, bagaimanapun, Mary Cover Jones dan Watson berhasil mengurangi ketakutan kelinci pada anak kecil secara bertahap dengan memasangkan kelinci (CS) dengan biskuit (UCS). Metode ini digunakan untuk membalikkan respon pengkondisian klasik dengan cara memasangkan CS (kelinci) dengan UCS (biskuit) untuk respon (memakan biskuit) yang tidak dapat terjadi pada saat yang sama dengan respon yang tidak diinginkan CR (menangis ketakutan) disebut counterconditioning. Seperti pada contoh ini, UCS yang tidak dapat dipasangkan  disajikan pertama (Mary Cover Jones awalnya membiarkan anak mulai memakan biskuit); maka CS (kelinci) respon yang tidak diinginkan CR (menangis ketakutan) diperkenalkan hanya sebentar. Seiring waktu, CS untuk respon yang tidak diinginkan dapat disajikan untuk waktu yang cukup lama, hingga tidak lagi memunculkan CR yang diinginkan.
Pengkondisian klasik juga berperan dalam kesehatan fisik kita. Ketika tubuh terkena ancaman terhadap kesehatan, seperti virus. Respon sistem kekebalan tubuh dapat menjadi pengkondisian klasik. Dalam percobaan klasik, Robert Ader (1981) memberikan obat (UCS) untuk tikus yang aktivasi sel imun nya tertekan (UCR). Obat itu diberikan pada saat yang sama yaitu pada saat tikus meminum sakarin – air manis (CS). Setelah beberapa obat dan air manis dipasangkan, tikus menunjukkan produksi sel imun (CR) hanya dari minum air manis.
Gairah seksual juga telah terbukti dipengaruhi oleh pengkondisian klasik. Tikus jantan ditempatkan di kandang yang berbeda dengan tikus betina reseptif secara seksual. Sebuah layar dibuat untuk mencegah hubungan seksual, tetapi persentase dari betina reseptif seksual (UCS) menyebabkan gairah seksual (UCR) pada jantan. Pertanyaannya adalah, apakah pasangan dari betina reseptif dengan kandang khas (CS) menyebabkan pengkondisian klasik gairah seksual terhadap kandang? Hal ini ditunjukkan dengan menempatkan tikus jantan di kandang yang sama dengan betina lain- tapi kali ini tanpa layar pemisah. Dibandingkan dengan tikus jantan yang tidak memiliki pengalaman pengkondisian klasik, tikus jantan didalam kandang CS untuk gairah seksual menjadi terangsang dan melakukan hubungan jauh lebih cepat. Fakta bahwa gairah seksual dapat dikondisikan klasik telah digunakan untuk menjelaskan asal-usul sexual fetishes yang tidak biasa. Manusia kadang-kadang menemukan bahwa mereka telah dikondisikan untuk menjadi terangsang secara seksual oleh benda-benda non-seksual, seperti sepatu atau sarung tangan kulit.
Pengkondisian klasik juga berperan dalam pembelajaran terhadap stimulus rasa takut yang sudah melekat padahal tidak berbahaya, ketakutan intens yang disebut fobia. Pengkondisian klasik adalah konsep yang sederhana, namun membantu kita memahami beberapa teka-teki yang kompleks di kehidupan.



DAFTAR PUSTAKA
Lahey, B. B. (2012). Psychology An Introduction Eleventh Edition. New York : McGraw Hill.

No comments:

Post a Comment

MK. Psikologi Umum (Topik : ATTITUDES AND PERSUASION)

ATTITUDES AND PERSUASION A.     Pr asangka dan Stereotype Prasangka adalah attitude yang bersifat berbahaya yang berdasarkan ketid...