Laporan MK. Andragogi

Laporan Presentasi Andragogi

LAPORAN PRESENTASI 
MEMBANGUN KONSEP DIRI POSITIF
O
L
E
H
KELOMPOK 9
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015


KONSEP DIRI POSITIF
Bagaimana Cara Mengembangkan Konsep diri yang positif dan sehat ?
  
Untuk memiliki konsep diri yang positif atau sehat kita harus:
1.      Know yourself adalah benar-benar mengetahui kelemahan dan kekurangan diri. Selain itu juga kita harus mengenali kelebihan diri kita. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan diri kita, maka kita dapat memaksimalkan kelebihan kita dan meminimalisir kekurangan kita.
2.      Love yourself adalah mencintai diri baik kelebihan maupun kekurangan diri. Mencintai dan menerima diri kita apa adanya adalah hal terpenting yang menjadi dasar seseorang dapat membangun konsep diri yang positif.
3.      Be True yourself adalah jujur pada diri sendiri, tidak berpura-pura ataupun menjadi orang lain, harus memahami keunikan diri yang membuat setiap orang berbeda-beda, bukan berarti ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah hanya berbeda.
  
Hal-hal  apa yang juga menunjukkan konsep diri yang sehat?
1.     Kemampuan untuk mengenal diri sendiri; untuk dapat menilai kekuatan, kelemahan, bakat dan potensi.
2.      Kemampuan untuk mencintai dan menerima diri Anda apa adanya, mengetahui bahwa Anda dapat meningkatkan dan mengembangkan setiap aspek dari diri Anda yang Anda pilih.
3.      Kemampuan untuk jujur dengan diri sendiri dan jujur pada siapa Anda dan apa yang Anda hargai.
4.      Kemampuan untuk bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan.
Selain hal di atas, dalam mengembangkan konsep diri yang positif membutuhkan perencanaan yang disengaja dan juga upaya dari dalam diri sendiri. Juga kemudian bekerja untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan dalam hal menghadapi berbagai tantangan dan tantangan yang kita hadapi dalam kehidupan.
Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki konsep diripositif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
a.        Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi atau memecahkan masalah yang terjadi.
b.      Merasa setaraatau sebandingdengan orang laindimana tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
c.        Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
d.      Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
   3.    METODE
Metode yang digunakan adalah metode diskusi dengan sesi tanya jawab dan sharing pengalaman. Mendiskusikan video singkat yang ditayangkan. Sesi tanya jawab jika ada yang ingin bertanya mengenai konsep diri positif atau sharing pengalaman oleh peserta.
Setelah video selesai, moderator akan melakukan kilas balik tentang video yang ditampilkan dengan memasukkan beberapa materi tentang membangun konsep diri yang positif. Dalam sesi tanya jawab, setiap pertanyaan akan didiskusikan sebelum diklarifikasi oleh moderator. Kemudian akan dilanjutkan dengan sharing pengalaman yang berhubungan dengan konsep diri positif.
 4.      ALAT BANTU
a. Video
Menampilkan sebuah video singkat berkaitan tentang topik konsep diri yang positif. Kami berasumsi bahwa video akan dapat menarik perhatian para peserta, sehingga pesan yang disampaikan melalui video tersebut dimengerti dan dipahami oleh peserta, sehingga peserta mendapatkan manfaatnya.
https://m.youtube.com/watch?v=udKNiPtLrOA
b. LCD Projection Panel
LCD Projection Panel adalah penampilannya dapat berwarna, dapat diprogram urutan belakang, layout, transisi, dan animasinya.
c. Proyektor
Alat bantu yang digunakan untuk menampilkan slide/LCD projection panel.
d. Speaker
Pengeras suara agar pembicaraan dalam video dapat terdengar oleh semua audiens.
      
   5.      PEMBAGIAN KERJA
              Moderator     : Jane Kosasih
              Operator        : Rinie Indira Nauly
              Dokumenter  : Novemina Angelita dan Suryany
              Observer        : Nisya Aspasia dan Nurilan Nova


PERSIAPAN DAN KENDALA


Untuk mempersiapkan materi presentasi, dari awal kelompok sudah memutuskan untuk menyajikan ceramah motivasi tentang konsep diri. Dari awal pun kelompok sudah menyadari bahwa lebih baik untuk menayangkan video ceramah motivasi dari ahlinya seperti Mario Teguh dan Andri Wongso. Namun karena kendala anggota yang sulit menemukan satu waktu untuk berkumpul, diskusi lebih lanjut dilakukan melalui media komunikasi Line. Diskusi tanpa tatap muka juga membuat diskusi menjadi berkepanjangan dan kurang efektif. Ditambah lagi salah satu anggota kami yang mengalami kecolongan sehingga kami sulit menghubunginya. Pada akhirnya kelompok bertemu untuk membahas tentang video yang akan dipilih. Masing-masing anggota mencari referensi video yang dianggap cocok untuk kami seleksi bersama. Dan terpilihlah video motivasi dari Mario Teguh dengan tema Who Am I.

PROSES SELAMA PELAKSANAAN


Pada hari H, tentu saja kelompok melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum kuliah Andragogi dimulai. Persiapan yang dilakukan yaitu dengan mengetes laptop dan proyektor dan saling mengingatkan tugas masing-masing anggota kelompok. Acara dibuka oleh Jane. Dan sebelum video ditayangkan kepada penonton, anggota kelompok yang lain, yaitu Suryany, Nisya, dan Novemina terlebih dahulu membagikan kertas yang harus dijawab oleh penonton. Kertas yang dibagikan adalah sebagai pretest. Sesudah selesai diisi, kami pun mengumpulkannya. Jane memberikan kata-kata pengantar dan pertanyaan umum yang berkaitan dengan bahasan dalam video yang bertujuan untuk membuat audiens mengumpulkan fokus. Kemudian Rinie yang bertugas sebagai operator mulai menayangkan video dengan pembicara Mario Teguh yang bertema Who Am I. Saat penayangan video dimulai, Suryany dan Novemina yang bertugas di bagian dokumentasi segera melakukan tugasnya. Dan Nisya Aspasia yang bertugas sebagai observer juga segera melakukan tugasnya. Di tengah penayangan video, video dihentikan dan Jane sebagai moderator menanyakan beberapa hal. Setelah para penonton menjawab pertanyaan moderator, penayangan video kembali dilanjutkan sampai selesai. Setelah penayangan video berakhir, kelompok kembali membagikan kertas yang harus diisi oleh penonton. Kertas yang dibagikan tersebut adalah sebagai posttest. Setelah itu, dibuka sesi tanya jawab kepada penonton. Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator pun menutup presentasi. Selama penayangan video, ada beberapa teman-teman audiens yang terlihat tidak fokus, namun ada juga yang terlihat mencatat hal-hal yang dipaparkan oleh Bapak Mario Teguh.




KENDALA DALAM PELAKSANAAN
A.    Cuaca.
Pada saat pelaksanaan persentasi di kelas tata ruang sudah cukup baik, tetapi cuaca pada saat itu tidak mendukung karena hujan sehingga suasana di kelas terasa kurang bersemangat. Ditandai dengan suasana kelas yang hening dan banyak beberapa mahasiswa yang menggunakan jacket.
B.     Peralatan.
Pada saat persentasi kami menggunakan perangkat elektronik, seperti : laptop, speakers, proyektor, dan kamera. Tetapi pada saat sebelum persentasi tiba-tiba laptop pertama yang kami gunakan tidak berfungsi (macet) dengan baik, lalu kami menggantinya dengan laptop yang lain.
C.     Performa.
Kelompok dianggap kurang memberikan performa cukup karena terlihat hanya menampilkan video dan memberikan kuisioner saja tanpa adanya ice breaking dan energizer terlebih dahulu sehingga kurangnya perhatian dari audiens. Untuk pembagian tugas dan peran sebenarnya sudah jelas, masing-masing sudah punya peranya namun dikarenakan hanya Jane Kosasih yang menjadi moderator sendirian terkesan pembagian peran tidak merata. Anggota dari kelompok yang hadir juga tidak lengkap, satu anggota kelompok kami yakni Nurilan Nova tidak hadir pada hari H saat kami presentasi.
Kelompok kami mengakui bahwa adanya ketidakmatangan perencanaan dan pembagian tugas, misalnya saja ada anggota kelompok yang jarang hadir dan sangat sulit dihubungi dan juga tidak hadir mengikuti persentasi kami. Sehingga performa yang ditampilkan masing-masing anggota kelompok masih jauh dari kata sempurna. Kelompok berharap untuk selanjutnya kami bisa lebih baik lagi dalam melaksanakan peran masing-masing dan kerjasama antar anggota kelompok bisa ditingkatkan dan lebih baik lagi untuk hasil yang lebih maksimal.


EVALUASI DARI AUDIENS

Livi Yohana (12-002)


Livi merasa bahwa pembawaan materi kurang menarik sehingga para audiens menjadi kurang fokus. Disarankan agar kelompok kami membawakan ice breaking di awal. Kemudian Livi menanyakan tentang seleksi video yang kami tampilkan sebagai materi.
Tanggapan kelompok: Untuk masukan ice breaking, kelompok menerimanya karena di awal presentasi, kelompok memang melewatkan komponen ini. Untuk seleksi video, kelompok menanggapi Livi dengan memberikan penjelasan bahwa setelah menyeleksi beberapa video dengan topik yang sama, video yang bersangkutan merupakan video yang paling relevan menurut kelompok.

Muhammad Firman Akbar (13-088)


Firman menanyakan pembagian tugas sebelum pelaksanaan pada hari H karena menurutnya yang nampak memiliki jobdesc hanya beberapa anggota kelompok saja.
Tanggapan kelompok: Sebenarnya untuk masalah pembagian kerja pada hari H, kelompok sudah memiliki pembagian tersebut yakni, Jane Kosasih sebagai moderator, Rinie Indira sebagai operator, Novemina dan Suryany sebagai dokumenter, serta Nisya Aspasia dan Nurilan Nova sebagai observer. Namun untuk pembagian tugas selama persiapan, semua anggota kelompok bersama-sama mencari video, mengembangkan rundown sederhana, dan memilih video yang akan ditayangkan.

Muhammad Yusuf Lubis (12-088)


Yusuf memberikan komentar tentang angket yang bertentangan dengan nilai.
Tanggapan kelompok: Kelompok menyadari bahwa bukan isi angket yang bertentangan dengan nilai, hanya saja kata-kata dalam angket tersebut yang berarti berbeda untuk responden. Setelah dijelaskan lebih jauh tentang isi angket tersebut, responden dapat mengerti.

Sinta Meilastry (13-092)


Sinta berkomentar bahwa alangkah baiknya kalau kelompok langsung yang memberikan motivasi.
Tanggapan kelompok: Kelompok memilih untuk menampilkan video motivasi dari Mario Teguh Golden Ways dengan tujuan agar para audiens dapat langsung mendapat motivasi dari sumber yang terpercaya. Jika berhubungan dengan masalah motivasi konsep diri seseorang, sumber yang beerpengalaman.
janikosasih.blogspot.com

Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Pedagogi Kelompok 2

Kelompok 2
Muhammad Rizki Nugroho 11-062
Eka Sartika 12-007
Riza Indri Sri Metami Barus 12-011
Nisya Aspasia P. 12-093



A. Teori
Teori-teori yang kami kaitkan dengan proses pengajaran kami terhadap anak-anak didik adalah teori paedagogi, teori Piaget tentang tahapan perkembangan anak usia 2-7 tahun yaitu tahapan pra-operasional  dan berhitung.  Berikut adalah penguraian dari teori-teori tersebut.
Paedagogi
Paedagogi berasal dari bahasa Inggris yaitu Paedagogy, serta dari bahasa Yunani yaitu Paedagogeo yang seacara literal dapat dartikan sebagai memimpin anak. Adapun Paedagogik merupakan ilmu ataupun seni dalam mendidik  anak-anak yang dilakukan oleh orang dewasa yang bertanggung jawab (Kesuma, 2008) . Bentuk tanggung jawab disini adalah sejauh mana upaya-upaya  atau strategi-strategi yang dilakukan pengajar dalam proses mengajarkan ilmu-ilmu serta pandangan-pandangan tertentu. Pengajaran dapat menjadi efektif dalam sudut pandang paedagogi jika pengajar dapat berinteraksi  dengan latar belakang pengetahuan ataupun pengalaman siswa serta situasi-situasi-situasi personal.
Selama proses pengajaran yang kami lakukan, kami selalu berusaha untuk berinteraksi dan memahami anak-anak didik kami, seperti bertanya dimana rumahnya, cita-citanya apa, hobinya apa, dan lain sebagainya.  Hasil yang kami dapati dengan hal-hal yang sederhana seperti itu ternyata cukup berpengaruh terhadap jalanya proses pengajaran, kami jadi mengerti bagaimana pendekatan dan cara bersikap  terhadap masing-masing anak sehingga apa yang kami beritahu dapat diterima mereka tanpa blocking tertrntu dari anak.
Tahapan Pra-operasional 
Piaget (dalam Lahey, 2012) mengatakan bahwa anak-anak yang berusia 2-7 tahun berada dalam tahapan pra-operasional. Tahapan ini merupakan tahapan dimana anak-anak sudah dapat bepikir secara simbolik, walaupun sedikit berbeda dengan pemikiran orang dewasa.  Pemikiran simbolik ditandai dengan munculnya sistem-sitem lambang atau simbol, seperti warna, bahasa ataupun bentuk. Pemikiran Simbolik ini juga merupakan sesuatu yang penting karena merupakan kemampuan anak untuk menggambarkan atau membayangkan sesuatu objek.
Selama proses pengajaran kami, kami menghubungkan apa yang akan kami ajarkan dengan simbol-simbol atau bentuk-bentuk tertentu. Hal ini kami lakukan karena selain untuk merangsang pemikiran simbolik mereka tapi juga untuk menciptakan suasanya belajar yang lebih asyik dan tidak membosankan.
Berhitung 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berhitung diartikan sebagai melikakukan kegiatan hitung seperti menjumlah, mengurangi dan lain sebagainya. Berhitung juga merupakan aktivitas yang penting dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menjadi alasan kami memilih berhitung untuk diangkat sebagai bahan atau meteri yang akan kami ajarkan kepada anak-anak didik. Hal ini juga didukung oleh orang tua anak didik yang mengatakan kalau berhitung sangat penting namun pemahaman anak-anak didik masih kurang.
B. Konsep
Konsep yang kami terapkan dalam pengerjaan tugas ini  adalah konsep bermain sambil belajar. Konsep ini kami terapkan dengan mempertimbangkan 2 hal, yaitu :
Usia. Usia anak-anak yang akan kami didik berkisar antara rentang 4-6 tahun. Rentang usia tersebut merupakan masa-masa dimana anak senang bermain-main, namun jika bermain asal bermain manfaatnya tidak akan didapat, sehingga tepat rasanya jika dikombinasikan dengan proses belajar
Penciptaan suasana yang baik. Ketika anak-anak didik nyaman dengan kondisi seperti ini maka proses belajar dan ilmu-ilmu yang diberikan menjadi lebih mudah diserap oleh anak didik. Adapun yang penerapan dari konsep ini dalam proses pengajaran kami adalah melakukan proses belajar-mengajar berhitung di sertai dengan media-media seperti kertas origami warna-warni yang dibentuk-bentuk dan ditambah dengan cerita-cerita yang menarik untuk didengar oleh anak-anak didik.
 
C. Proses yang terjadi selama pelaksanaan
Pada hari Senin, 11 Mei 2015 kelompok mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pelaksanaan pembelajaran pedagogi yang telah dilakukan. Presentasi dibuka oleh Muhammad Rizki Nugroho sebagai moderator. Selanjutnya Riza Indri Sri Metami Barus menjelaskan tentang pendahuluan dan landasan teori mengenai pembelajaran pedagogi yang kelompok lakukan. Kemudian presentasi dilanjutkan oleh Eka Sartika yang membahas tentang penjelasan konsep pembelajaran pedagogi yang dilakukan, serta subjek, lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan, dan durasi kegiatan yang dilakukan. Selain itu, Eka Sartika juga menjelaskan tentang rencana kegiatan, media yang digunakan selama kegiatan, dan rincian biaya yang dikeluarkan selama kegiatan. Setelah itu presentasi dilanjutkan oleh Nisya Aspasia. P yang menjelaskan tentang peran masing masing anggota selama pelaksanaan kegiatan, proses pelaksanaan kegiataan yang terjadi selama 3 hari, dan hasil yang didapatkan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kemudian presentasi dikembalikan ke Muhammad Rizki Nugroho yang menanyakan kepada audiens apakah ada pertanyaan mau kritik dan saran atas presentasi tugas yang telah kelompok lakukan. Pertanyaan dari audiens diawali oleh Risya yang menanyakan bagian anak anak licik. Risya menanyakan apakah hal tersebut bagus atau tidak. Tanggapan dari audiens selanjutnya datang dari Reza yang memberikan saran agar kelompok memaksimalkan media dalam bentuk visual. Selanjutnya Sinta menanyakan mengenai evaluasi kelompok, yaitu apakah target yang ingin dilakukan sudah tercapai atau belum. Kemudian kelompok berdiskusi sebentar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari audiens. Muhammad Rizki Nugroho bertugas menjawab pertanyaan dari audiens setelah berdiskusi. Lalu, ada pertanyaan tambahan dari Yuha yang menanggapi tentang jawaban kelompok atas pertanyaan Risya. Yuha menanyakan mengapa kelompok mengikuti perilaku anak tersebut. Muhammad Rizki Nugroho menjelaskan apa yang terjadi di lapangan. Setelah menjawab pertanyaan dari audiens, Ibu Dina menanyakan dinamika proses pelaksanaan pembelajaran yang terjadi. Terdapat ketidaksesuaian antara apa yang kelompok posting di blog dengan apa yang dipresentasikan di kelas. Hal ini merupakan salah satu kekurangan kelompok. Setelah menerima feedback dari Ibu Dina dan audiens, presentasi kelompok ditutup oleh Muhammad Rizki Nugroho dengan mengucapkan terima kasih.
D. Tantangan
Audiovisual
Kurangnya media audiovisual yang ditampilkan pada saat presetasi. Keterbatasan ini menyebabkan audiens kurang bisa memahami apa yang pengajar lakukan di lapangan.
Waktu
Waktu yang diperlukan untuk mendiskusikan konsep pembelajaran dan pelaksaaan pembelajaran yang matang terbatas karena kesibukan masing-masing anggota kelompok sehingga kelompok sulit untuk berkumpul tatap muka.
Anak Didik
Tantangan lainnya adalah kesulitan dalam mencari anak didik untuk diajarkan sesuai dengan konsep pembelajaran yang telah dibuat. Selain itu, mengajar lebih dari satu anak dengan karakteristik mereka masing-masing yang berbeda satu sama lain merupakan salah satu tantangan bagi pendidik pemula seperti yang kelompok lakukan.
E. Kendala yang dihadapi
Waktu
Waktu yang digunakan kelompok untuk presentasi di kelas terlalu singkat di bandingkan isi laporan dari kelompok sehingga kelompok sedikit terburu-buru untuk presesntasinya. Sementara yang di lapangan sendiri tidak mengalami kendala waktu.


Alat dan Bahan
Untuk alat dan bahan sendiri kelompok tidak mengalami hambatan dikarenakan sebelum hari pertama mengajar kelompok sudah mempersiapkan semua alat kebutuhannya

Proses Pelaksanaan
Awalnya Kurang perhatian anak-anak dikarenakan mereka melihat masing-masing gadget dari anggota kelompok dan fokus akan gadget tersebut, tapi lama kelamaan kelompok sudah bisa menarik perhatian anak-anak tersebut kembali lalu mulai bisa mengajari mereka namun untuk pengambilan dokumentasi sendiri kelompok merasa terbatas karena anak-anak tersebut ketika melihat gadget mereka ingin bermain jadi dokumentasi sendiri kami lakukan secara diam-diam.
Performa
Kelompok mengakui adanya kekurangan dalam dokumentasi sehingga peralatan dan media visual yang di sediakan kelompok untuk mengajar anak-anak tidak terlihat dalam presentasi yang di lakukan di dalam kelas.
F. Kritik dan Saran

Risya me nanyakan pertanyaan bagian anak anak licik. Bagus atau tidak ? 
Dimana kelompok menjawab itu merupakan perilaku yang tidak baik dan kelompok sendiri sudah memberikan nasehat kepada anak agar tidak mengulangi perbuatannya dan sudah menjelaskan bahwa perbuatan itu adalah perbuatan yang tidak baik, dan anak pun sudah faham akan kesalahannya.
Yuha menanyakan mengapa kelompok mengikuti perilaku anak ? 
Seperti sudah di jelaskan bahwa kelompok bukan mengikutinya tapi kelompok kehilangan perhatian dalam hal tersebut di karenakan kelompok tidak mengetahui bahwa anak tersebut sudah melakukan perbuatan itu, namun setelah mengetahuinya pertanyaan tersebut kami batalkan lalu kami ganti dengan pertanyaan lain.
Reza memberikan saran mengenai media dalam bentuk visual.
Sebenarnya media itu ada saat proses belajar mengajar namun tidak terlalu bisa kami ekspose di karenakan kendala dalam proses dokumentasi seperti apa yang sudah kami jelaskan saat presentasi.
Sinta menanyakan evaluasi : target apakah tercapai ? 
Target kami sudah tercapai itu kami lihat dari antusias anak dalam sesi Tanya jawab dan ketika kami memberikan pertanyaan anak-anak tersebut berlomba untuk menjawab dan mengambil media visual yang tersedia untuk menjawab pertanyaannnya. 


G. Pembagian Tugas
Muhammad Rizki Nugroho, bertugas sebagai moderator dan menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh teman-teman sekalian.
Riza Indri Sri Metami Barus, mempresentasikan teori-teori yang kami gunakan kepada anak didik selama proses pembelajaran pegagogi itu berlangsung.
Eka Sartika, mempresentasikan tentang biaya yang kami keluarkan selama mengajar anak didik tersebut.
Nisya Aspasia, mempresentasikan tentang peran para anggota selama mengajar dan hasil dari proses mengajar tersebut. 

H. Transaksi dan Dana
Origami           : Rp 10.000,-
Buku Tulis       : Rp 2.250,- (8 x Rp. 2.250,-) = Rp. 18.000,-
Alat Tulis        : Rp. 1.500,- ( 8x Rp. 1.500,-) = Rp. 12.000,-
Jumlah             : Rp 40.000,-
Hari pertama (23 April 2015)
Sample : 4 orang anak 
Ongkos : Rp. 4000/ orang 
Reward : Rp 4000/anak (Biskuit + Susu)
Jumlah             : Rp 16.000
Hari kedua (24 April 2015)
Sample            : 8 orang anak 
Ongkos : Rp. 4000/ orang 
Reward :Rp 2000/anak (Biskuit + Roti )
Jumlah             : Rp 16.000
Hari ketiga (26 April 2015)
Sample : 8 orang anak 
Ongkos : Rp. 4000/ orang 
Reward :Rp 2000/anak (Roti + Permen)
Jumlah             : Rp 16.000
TOTAL           : Rp 48.000
Total Keseluruhan Rp 48.000 + Rp 40.000,- = Rp 88.000,-

MK. Psikologi Umum (Topik : ATTITUDES AND PERSUASION)

ATTITUDES AND PERSUASION A.     Pr asangka dan Stereotype Prasangka adalah attitude yang bersifat berbahaya yang berdasarkan ketid...