Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan  untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Lembaga penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini yang formal diantaranya : tempat penitipan anak (child care), kelompok bermain (play group), taman kanak-kanak (TK). Taman kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal, yang implementasinya lebih menekankan pada prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain dan bermain adalah bekerja bagi anak. Bermain merupakan sarana yang efektif dalam upaya pengembangan kreativitas anak usia dini secara motorik, sosial dan kognitif. Pengembagan kreativitas tersebut, perlu diupayakan dalam kehidupan anak; baik di rumah oleh orang tua maupun lingkungan Taman Kanak-kanak oleh guru. Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan secara integrated yang meliputi aspek pengembangan kognitif, bahasa, sosial dan emosi dalam upaya pengembagan kreativitas anak usia dini.Pengembangan kreativitas anak usia dini dapat diupayakan melalui permainan yang dirancang oleh guru TK, karena dengan permainan anak  dapat mengembangkan serta mengintergrasikan semua potensinya, sehinga mereka lebih kreatif.
Dua tujuan diadakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
1.Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
2.Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL,pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya perkembangan kognitif seringkali menjadi sinonim dengan perkembangan intelektual. Dalam proses pembelajaran seringkali anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Kegiatan itu mungkin dilakukan anak secara fisik, seperti mengamati penampilan obyek yang berupa wujud atau karakteristik dari mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) obyek tersebut.
Tetapi lebih lanjut anak dituntut untuk menanggapinya secara mental melalui kemampuan berfikir, khususnya mengenai konsep, kaidah atau prinsip atas obyek masalah dan pemecahannya. Ini berarti aktivitas dalam belajar tidak hanya menyangkut masalah fisik semata, tetapi yang lebih penting adalah keterlibatannya secara mental yaitu aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual.
Perkembangan kognitif menjadi sangat penting manakala anak akan dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Masalah ini sering menjadi pertimbangan mendasar di dalam membelajarkan mereka, khususnya yang menyangkut isi atau kurikulum yang akan dipelajarinya.
Berkaitan dengan hal itu akan diungkapkan secara berturut-turut mengenai pengertian-pengertian kognitif, proses perkembangan fungsi-fungsi kognitif, tahapan perkembangan kognitif dan tinjauan perpindahan berfikir praoperasional ke operasional kongkrit. Dan semua penjelasan itu akan disajikan secara runtut bagi anda para pendidik. seiring dengan vitalnya aspek pendidikan dalam perjuangan bangsa ini, penulis pribadi memberikan apresiasi yang tinggi bagi para pendidik baik pendidikan anak usia dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, maupun jenjang pendidikan lainnya. dan semoga buah tangan yang penulis sajikan dalam web ini mampu memotivasi dan memberikan inspirasi yang lebih demi menciptakan wilayah pendidikan yang menyenangkan.Paud, anak, usia dini, pendidikan anak usia dini, sekolah, taman kanak-kanak, perkembangan, intelektual, pendidikan, Perkembangan Intelektual dan Kognitif Anak Usia Dini.

Tipologi Kretschmer



1.      Tipe-tipe manusia menurut keadaan jasmaninya
Kretschmer menggolong-golongkan atas dasar bentuk tubuhnya menjadi empat:
a.      Tipe piknis:
Ciri khas tipe ini ialah:
·      Badan agak pendek,
·      Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar
·      Leher pendek dan kuat
·      Lengan dan kaki lemah
·      Kepala agak “merosot” ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian atas dari tulang punggung kelihatan sedikit melengkung
·      Banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang-tulang tak kelihatan nyata
·      Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun.
Sifat-sifat khas type ini ialah:  
·      Sifat : suka murung dan kurang terbuka.    
·      Solusi : harus sabar, pertanyaan harus lincah
b.      Tipe Leptosom
Orang yang bertipe leptosom ukuran-ukuran menegaknya lebih dari keadaan biasa, sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung, ciri khas tipe ini ialah:
·      badan langsing/kurus, jangkung
·      perut kecil, bahu sempit
·      lengan dan kaki lurus
·      tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas
·      muka bulat telur
·      berat relatif kurang
Sifat-sifat khas type ini ialah : 
·      Sifat: suka curiga pada orang lain ,tidak lekas percaya pada orang lain
·      Solusi:  harus menimbulkan simpati dengan pembuktian bila perlu
c.       Tipe Atletis
Pada orang yang bertipe atletis ukuran-ukuran tubuh yang menegak dan mendatar dalam perbandingan yang seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras. Tipe ini dapat dipandang sebagai sintesis dari tipe piknis dan tipe leptosom. Ciri khas tipe ini ialah:
·      tulang-tulang serta otot dan kulit kuat
·      badan kokoh dan tegap
·      tinggi cukupan
·      bahu lebar dan kuat
·      perut kuat
·      panggul dan kaki kuat, dalam perbandingan dengan bahu dan kelihatan agak kecil
·      tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak
·      muka bulat telur, lebih pendek dari tipe lepsotom
Sifat-sifat khas type ini ialah:  
·      Sifat: orang nya sabar ,terbuka ,cerdik.      
·      Solusi: harus menguasai UU / peraturan yang berlaku karena terdapat adu argumentasi
d.      Tipe Displatis
Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan itu, tidak dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara ketiga tipe itu, karena tidak memiliki ciri-ciri yang khas menurut tipe-tipe tersebut. Bermacam-macam bagian yang seolah-olah bertentangan satu sama lain ada bersama-sama. Kretschmer sendiri menganggap tipe displastis ini menyimpang dari kosntitusi normal.
2.      Tipe-Tipe Manusia Menurut Temperamennya
a.    Tipe schizothyme
Orang yang bertemperament schizothym, sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan para penderita schizoprenia, hanya sangat tidak jelas, ada kecenderungan ke arah autisme: menutup diri sendiri, hidup dengan dirinya sendiri


b.    Tipe cyklothym
Orang yang bertemperament cyklothym, sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan para penderita manisdefresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini juga mudah untuk ikut merasakan suka dan duka orang lain.

MK. Psikologi Umum (Topik : ATTITUDES AND PERSUASION)

ATTITUDES AND PERSUASION A.     Pr asangka dan Stereotype Prasangka adalah attitude yang bersifat berbahaya yang berdasarkan ketid...