STRESS AND HEALTH
A.
STRESS:
CHALLENGES TO COPING
Stres merupakan suatu peristiwa atau
keadaan yang menyiksa atau melebihi batas kemampuan individu tersebut dalam
mengatasinya. Stress juga merupakan kondisi (keadaan buruk) psikologis
seseorang yang juga memperngaruhi kesehatan fisik seseorang.
1.
Source
of Stress (Sumber stress)
Penyebab stres atau sering disebut sebagai stressor bisa berasal dari kehidupan
manusia yang mengakibatkan terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber seperti peristiwa
kehidupan, frustasi, dan konflik. Dalam pembahasan ini kami juga akan membahas
tentang aspek umum dari rekasi stress dan reaksi fisik terhadap stres dan
kesehatan.
·
Live
Event (peristiwa kehidupan)
Sumber yang paling
jelas
dari
stres adalah
peristiwa besar dalam hidup
yang
membuat stres
karena
memerlukan penyesuaian
dan
mengatasi (Dohrenwend, 2006; Monroe
& others, 2007). Ada beberapa peristiwa kehidupan
negatif paling stress yang telah dipelajari seperti:
Violence,
war, and sexual assault. Seseorang yang mengalami peristiwa
tersebut cenderung akan menyimpannya didalam memori sebagai peristiwa kehidupan
yang negatif dan mengakibatkan gejala stres saat mereka mengingat peristiwa
tersebut. Stress mayoritas hal tersebut diderita oleh wanita.
Loss
of a family member. Kematian pasangan atau anak dapat
membuat stres (Dohrenwend, 2006). Seseorang yang kehilangan anggota keluarga
atau orang yang dicintainya cenderung akan susah menerima kenyataan dan
akibatnya adalah mengalami gejala stres.
Natural
disasters. Bencana Alam juga bisa membuat stres
karena peristiwa yang dialami membuatnya merasa bahwa kejadian itu adalah mimpi
buruk baginya atau peristiwa kehidupan yang negatif.
Terrorism.
Karena
merasa terancam dan terus-menerus diteror maka seseorang itu akan merasa tidak
nyaman (gelisah), depresi, takut, masalah tidur, dan pikirannya kembali
mengganggu tentang bencana yang dahulu setelah serangan, khususnya bagi yang
berada didekat serangan itu atau yang kehilangan orang yang dicintai atau harta
(Druss & Marcus, 2004; Holman & others, 2008; Ramchand & others,
2008)
Daily
hassles. Yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang
setiap hari seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.
Positive
life events. Bahkan peristiwa kehidupan yang positif
bisa stres dalam kondisi tertentu (Dohren wend, 2006; Shimizu & pelham, 2004).
Ada banyak peristiwa postif yang juga bisa membuat seseorang stres karena
mereka juga mungkin memerlukan penyesuaian dalam pola hidup contohnya,
kelahiran anak, belajar, mengerjakan tugas yang mungkin terlalu sulit, dan
masih banyak lagi.
·
Frustration
Adalah ketika
kita tidak mampu untuk memenuhi motif. Maksudnya adalah perasaan kecewa dalam
suatu pencapaian tujuan. Contohnya, seorang anak frustrasi ketika dia tidak
mendapatkan mainannya atau tidak mengambil mainannya yang sedang jatuh,
frustrasi itu dapat terlihat pada wajahnya.
·
Conflict
Konflik terjadi ketika dua atau lebih
motif yang tidak dapat dicapai karena mereka mengganggu satu sama lain. Ada
empat bagian dari konflik yang melibatkan pendekatan dan penghindaran (Lewin,
1931; Miller, 1994):
Approach-Approach
Conflict → Konflik yang terjadi ketika individu diharuskan memilih
antara dua motif yang postif. Misalnya, ketika seseorang
ditawarkan dua pekerjaan yang sama baiknya. Walaupun kedua pilihan bersifat
positif, untuk memilih satu diantaranya akan menyebabkan stress. Hal seperti
ini merupakan contoh dari sumber stress yang tersembunyi, karena segalanya
kelihatan positif sehingga individu tidak sadar bahwa ia sedang menghadapi
konflik yang serius.
Avoidance-Avoidance
Conflict → Konflik yang terjadi ketika
individu diharuskan memilih antara dua motif yang negatif. Misalnya, ketika
seseorang yang sedang sakit gigi harus dihadapkan dengan dua pilihan, antara
tetap bertahan dengan sakit yang dirasakan hingga sembuh sendiri, atau pergi ke
dokter gigi dan merasakan sakit yang sama. Kedua pilihan yang negatif dapat
menyebabkan stress.
Approach-Avoidance
Conflict →
Konflik
yang terjadi ketika individu memperoleh hal positif dari suatu motif namun juga
menghasilkan hal negatif. Misalnya, ketika individu lulus di suatu universitas
terkemuka di luar negeri tentu menghasilkan hal-hal positif dalam hidupnya.
Namun konsekuensinya adalah individu harus meninggalkan pacarnya yang sedang
bekerja di perusahaan keluarga di kota asalnya. Pada akhirnya, melanjutkan
kuliah di luar negeri menghasilkan konsekuensi positif dan negatif di dalam
hidupnya. Hal ini akan menyebabkan stress, bahkan di saat hal positif akan
semakin dekat waktunya.
Multiple
Approach-Avoidance Conflict →
Konflik
yang terjadi jika individu diharuskan memilih di antara beberapa alternatif
yang menghasilkan konsekuensi positif dan negatif. Misalnya, seorang atlet
tingkat SMA yang sangat menjanjikan ditawarkan beasiswa atletik untuk dua
universitas. Pilihan pertama adalah universitas yang memenangkan kejuaraan
basket di musim yang lalu, tetapi ia tidak menyukai pelatih dan beberapa
pemainnya. Pilihan lainnya adalah universitas yang memiliki rekor yang cukup
memalukan dalam penampilannya tahun lalu, tetapi ia menyukai pelatih dan
pemainnya. Hal ini menyebabkan stress karena kedua pilihan memiliki konsekuensi
positif dan negatif yang sama.
·
Pressure
Tekanan terjadi karena stres yang muncul
dari ancaman peristiwa negatif kehidupan. Istilah tekanan digunakan untuk menggambarkan stres
yang timbul dari ancaman, seperti kemungkinan kinerja yang buruk pada ujian.
·
Enviromental
Conditions
Ada bukti yang berkembang bahwa aspek
lingkungan di mana kita hidup (suhu, polusi udara, kebisingan, kelembaban, dan
sebagainya) dapat menjadi sumber stres (Staples, 1996). Sebagai contoh,
perubahan suhu yang sangat drastis akan memungkinkan seseorang itu mengalami
stres.
2.
General
Aspect of Stress Reactions
Ketika individu sedang stress, individu tersebut
dapat merasakannya –individu bereaksi terhadap stress. Ada dua sudut pandang
penting terhadap stress :
Ø Individu
bereaksi terhadap stress secara keseluruhan. Biasanya stress memproduksi reaksi
fisik dan reaksi psikologis sekaligus.
Ø Reaksi
fisik dan reaksi psikologis terhadap stress hampir mirip.
·
Psychological
Reactions to Stress
Stress
menyebabkan banyak perubahan terhadap psikologis kita seperti emosi, motivasi,
dan kognisi. Di bawah tekanan stres, kita dapat merasakan beberapa kombinasi
emosi seperti ancaman, depresi, kemarahan, dan sifat yang cepat marah.
Perubahan kognitif juga terjadi seperti, kita mungkin memiliki kesulitan
berkonsentrasi, kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, dan menemukan bahwa
pikiran kita selalu kembali ke stres.
3.
Physical
Reactions to Stress and Health
Tidak
hanya memengaruhi psikologis, stress juga memengaruhi fungsi fisiologis di
dalam tubuh manusia. Untuk memahami dampak stress terhadap kesehatan, kita
harus memeriksa terlebih dulu aspek-aspek respon tubuh terhadap stress, melihat
cara spesifik stress memengaruhi kesehatan, dan melihat seberapa besar faktor
psikologis dan sosial memengaruhi respon tubuh terhadap stress.
·
The
General Adaptation Syndrome
Peneliti kesehatan
Kanada, Hans Selye, mengatakan bahwa sejak 70 tahun yang lalu sudah ada
informasi bahwa reaksi tubuh terhadap stress sama halnya dengan reaksi tubuh
terhadap luka atau infeksi dalam sebuah rumusan yang Selye sebut sebagai General Adaptation Syndrome (GAS). Ada
tiga tahap :
1. Alarm
reaction.
Dalam tahap ini, yang bekerja adalah saraf simpatetik. Ketika terjadi
stress, perubahan fisiologis seperti peningkatan detak jantung dan tekanan
darah, pengalihan darah dari pencernaan ke otot, peningkatan pernafasan, dll,
memberi suatu alarm seperti pegal, mual, pusing, dan rasa sakit lainnya. Di
tahap ini, agak sulit dibedakan antara alarm yang diberikan tubuh sebagai tanda
individu terserang penyakit atau sedang stress.
2. Resistance
Stage. Merupakan
tahap perlawanan terhadap stress yang sangat tinggi. Jika stress baru kembali
muncul, tubuh akan semakin kurang mampu untuk mengatasi stress. Sementara jika
stress berkelanjutan, sumber pertahanan individu akan habis.
3. Exhaustion
Stage. Ketika
stress tidak juga berhenti, maka sumber pertahanan akan habis dan pertahanan
terhadap stress akan berhenti.
·
Healthy
and Unhealthy aspects of the GAS
GAS dapat mempertahankan tubuh dari
bahaya. Tanpa GAS, kita akan menjadi sangat lemah. Tetapi GAS juga bisa sebagai
musuh kita karena GAS bekerja pada saat
darurat
seperti mematikan virus, kita perlu tubuh kita untuk merespon reaksi pada
keadaan tersebut.
·
Stress,
the GAS, and the Immune System
Banyak studi sekarang yang menunjukkan
bahwa stress dapat mengurangi efektivitas dari sistem kekebalan tubuh. Semakin
tua kita, semakin stress dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh kita.
·
Depression, Anxiety, and Health
Stress memicu
kemunculan depresi dan kecemasan pada beberapa orang dan pada orang yang
memiliki depresi dan kecemasan tingkat tinggi dapat menyebabkan gangguan sistem
imun dan kematian akibat penyakit jantung.
Depresi dapat menurunkan keefektifan kerja sistem imun karena sistem
autonomi dan sistem endokrin yang juga mengendalikan sistem imun terganggu.
Depresi dapat memperburuk kesehatan dari kebiasaan-kebiasaan buruk. Oleh karena
itu, hal ini sangat menjelaskan hubungan antara depresi dan penurunan
kesehatan.
B.
FACTORS
THAT INFLUENCE REACTIONS TO STRESS
Kebanyakan
dari individu pasti akan mengalami peristiwa negative di dalam hidupnya, tapi
banyak juga individu yang kemudian bangkit dengan cepat dan melanjutkan
kehidupan seperti biasanya. Tetapi apa yang menyebabkan kita terkadang merasa
sangat terpuruk dan terkadang menyebabkan perubahan sementara terhadap
psikologis dan fisiologis? Ternyata jawabannya adalah reaksi individu terhadap
stress daripada sumber stress itu sendiri.
1.
Prior
Experience with the Stress
Reaksi
terhadap stress akan lebih ringan jika individu tersebut memiliki pengalaman
masa lalu dengan stress. Misalnya, seorang tentara yang akan bertempur untuk
keempat kalinya biasanya akan tidak lebih stress daripada tentara yang akan bertempur
untuk pertama kalinya.
2.
Developmental
Factors
Dampak
stress seringkali berbeda pada usia yang berbeda. Misalnya, pasangan yang baru
saja menikah ditinggal mati oleh pasangan nya akan bersikap dua kali lebih
buruk atau dua kali lebih mengalami depresi dibandingkan janda berumur 65
tahun. Keadaan yang sama, efek dari pelecehan seksual lebih berbekas pada anak
dengan kecemasan yang serius ketika korbannya lebih muda (belum masuk sekolah),
tetapi kecenderungan untuk bunuh diri lebih banyak dijumpai korban yang usianya
lebih tua.
3.
Predictability and Control
Pada umumnya, dalam kehidupan,
stress akan berkurang ketika kita dapat memprediksinya dan mengontrolnya.
Sengatan
listrik ringan adalah peristiwa stress yang tidak menyenangkan yang sering
digunakan di dalam penelitian laboratorium. Dalam satu penelitian, tiga
kelompok partisipan mendengarkan suara yang berhitung. Pada hitungan ke 10,
salah satu kelompok menerima sengatan listrik sebesar 95% dari waktunya,
kelompok kedua menerima sengatan sebesar 50% dari waktu, dan kelompok ketiga
menerima sengatan 5% dari waktu. Kelompok mana yang menunjukkan reaksi
terbesar? Sengatan pada kelompok yang hanya menerima 5% dari waktu, kurang
dapat di prediksi. Walaupun mereka menerima sengatan yang paling sedikit,
tetapi memiliki hasil jumlah keringat yang tinggi dari dua kelompok lainnya.
Bagaimanapun, ketika tekanannya berlangsung terus-menerus, stress yang dapat
diprediksi lebih menjadi tekanan daripada stress yang tidak dapat diprediksi.
Disisi
lain penelitian berfokus pada kontrol seseorang terhadap stress. Pada satu
penelitian, dua kelompok partisipan berpartisipasi dalam tugas kognitif yang
sulit, dimana pada setiap kesalahan mereka dihukum dengan kejutan listrik.
Kelompok pertama dapat mengontrol situasi stress tersebut dengan beristirahat
kapan pun mereka mau. Sementara, kelompok kedua dapat beristirahat hanya ketika
dikatakan demikian. Jumlah dari meningkatnya tekanan darah sangat signifikan
terlihat pada kelompok yang tidak dapat mengontrol stress. Oleh sebab itu,
sangatlah penting bagi kita untuk mencari cara dalam mengontrol stressor.
4.
Social
Support
Individu
dengan dukungan lingkungan yang luas akan dapat mengatasi stress lebih baik
daripada individu dengan dukungan lingkungan terbatas. Seseorang dengan
dukungan yang baik cenderung berkurangnya reaksi stress-nya terhadap peristiwa
negative, seperti depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan. Sebagai contoh,
seseorang yang terifeksi virus HIV & AIDS memiliki reaksi kecemasan, keputusasaan
dan depresi yang rendah jika mereka memiliki dukungan yang baik.
Dua aspek dukungan lingkungan yang
sangat memengaruhi individu melawan stress :
· Someone to talk to.
Salah satu aspek dari dukungan sosial adalah kelegaaan hati. Mencurahkan isi
hati kita kepada seseorang mengenai kesukaran sangat baik bagi kita untuk dapat
memulihkan keadaan kita dari kondisi stress
· Receiving
advice and solace. Membagi
keadaan negative kepada seseorang sangat
baik bagi kesehatan kita. Oleh karena itu seseorang yang memiliki dukungan
social yang baik diyakini akan lebih sehat daripada yang tidak. Namun terkadang
membagi informasi tentang keadaan dan perasaan diri kita dianggap oleh orang
lain dan diri sendiri sebagai hal yang begitu buruk. Jadi kita harus selektif
untuk menceritakan keadaan yang menurut kita dapat untuk dibagikan serta
selective kepada siapa kita mau membaginya. Buruk bagi diri sendiri, terkadang
menerima solusi dari orang lain membuat individu merasa tidak mampu dalam
mengontrol stressnya sendiri dan sebenarnya membuat individu lebih cemas dan
depresi. Sehingga sekedar berada untuk seseorang yang membutuhkan, menjadi
pendengar yang baik atau hanya bertanya apa yang terjadi terkadang menjadi
lebih supportive daripada memberikan
saran atau mengkritisi teman yang sedang stress
5.
Person
Variables in Reactions to Stress : Cognition and Personality
Karakter
individu juga merupakan factor yang menentukan respon individu terhadap stress
atau sering disebut variable individu,
seperti cara berpikir, kepercayaan, dll.
·
Cognitive
Factors in Stress Reactions
Dua jenis factor
kognitif yang memengaruhi bagaimana individu bereaksi terhadap stress adalah :
Inteligensi dan stress.
Individu dengan
skor inteligensi lebih baik akan lebih sedikit terpapar stress dan lebih
sedikit bereaksi terhadap faktor stress jika mereka memiliki pengalaman
terhadap stress sebelumnya
Appraisal of stress. Berbeda individu akan menginterpretasikan sesuatu berbeda dengan individu
lainnya, sama halnya dengan menginterpretasi sesuatu yang kemudian menyebabkan
stress. Misalnya, seorang psikolog junior diberi saran oleh seniornya.
Seniornya berkata, ”Kamu sudah melakukan yang baik dan benar dengan
klienmu, tetapi cara yang lebih baik adalah…… ”. Beberapa individu akan
menginterpretasi saran tersebut sebagai masukan yang sangat berguna untuk
kemajuan karirnya. Tetapi beberapa individu lainnya akan menginterpretasi saran
tersebut sebagai kegagalannya dalam mengatasi klien. Interpretasi terakhir
inilah yang sangat menentukan stress.
·
Personality Characteristics and Stress Reaction
Perbedaan antara individu satu dengan yang lain terletak pada ciri-ciri
kepribadiannya dalam bereaksi terhadap
stress. Seseorang yang kepribadiannya
cenderung neurotik memiliki reaksi stress yang tinggi. Stress (variabel
situasi) mempengaruhi orang dengan kognitif yang berbeda dan karakteristik
emosional sebelum stressor (variabel
orang) mempengaruhi dengan cara
yang berbeda.
Karakter individu lain yang penting dan memengaruhi
kesehatan sebagai konsekuensi dari stress disebut Kepribadian
tipe A. Sebagian orang bereaksi biasa terhadap tekanan dan persaingan dunia.
Untuk sebagian orang, bermain video game merupakan pengalih perhatian yang
menyenangkan, sedangkan bagi orang lain itu merupakan masalah hidup dan mati.
Beberapa subjek bereaksi terhadap game dengan denyut jantung, tekanan darah,
dan kolesterol yang meningkat. Meyer Friedman dan Ray Rosenman (1974),
berdasarkan medical test nya, melihat banyak dari pasiennya yang menderita
penyakit jantung, khususnya pria muda yang berumur 30 sampai 60 tahun, dan
memiliki perilaku yang sama. Berikut adalah karakteristik Type A personality:
ü Kompetitif, pekerja keras, dan ambisius dalam
pekerjaan, olahraga, dan games.
ü Bekerja
tergesa-gesa, selalu sibuk, merasa keadaan mendesak, dan sering melakukan dua
pekerjaan sekaligus
ü Gila kerja,
mengambil sedikit waktu untuk relaksasi atau liburan
ü Berbicara
keras atau lantang
ü Perfeksionistis
dan menuntut
ü Tidak
bersahabat, agresif, dan sering marah terhadap orang lain.
Kepribadian type A memiliki hubungan dengan penyakit jantung berdasarkan dua faktor yang paling
mempengaruhi, yaitu tekanan darah tinggi dan kolesterol.
6. Person
Variables in Reactions to Stress: Gender and Ethnicity
Ada fakta yang muncul bahwa perbedaan gender dan etnik
termasuk dalam stress dan coping. Ketika mempelajari perbedaan antara gender
atau kelompok etnik, bagaimanapun juga kita harus ingat bahwa tidak semua
anggota dalam kelompok berlaku sama.
·
Gender Differences in Response to Stress.
Perempuan lebih mungkin mengalami reaksi
traumatik yang mendalam daripada pria. Oleh karena itu, mereka lebih mengalami
kecemasan, depresi, dan gangguan tidur setelah trauma. Sebagai contoh, sebuah
penelitian terhadap perempuan dan pria yang selamat dari kecelakaan mobil
menemukan bahwa keduanya terpengaruh oleh trauma setelah kejadian, tetapi
perempuan lebih tertekan secara emosional dan mengalami masalah tidur
dibandingkan pria. Sekali lagi, bagaimanapun juga, kita membahas tentang
perbedaan secara rata-rata.
·
Gender Differences in the Benefits of Marriage
Menikah dan hubungan lainnya adalah sumber penting
dari social support untuk kedua belah pihak. Bagi pria dan perempuan, orang
yang menikah jauh lebih sehat dibandingkan dengan orang yang tidak menjalin
hubungan. Perempuan yang tidak menikah memiliki 50% tingkat kematian yang lebih
tinggi dibandingkan perempuan yang sudah menikah, tetapi pria yang belum
menikah memiliki 250% tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pria yang telah menikah. Janice Kiecolt-Glaser dan Tamara Newton (2001)
memberikan dua alasan. Pertama, perempuan cenderung memiliki lebih banyak
social support dari teman dekat daripada pria, jadi perempuan tetap memiliki
social support baik dia menikah ataupun tidak. Pria cenderung mengandalkan
isteri mereka dalam social support untuk menyangga mereka dari efek stress.
Kedua, perempuan lebih memungkinkan untuk mengajak pasangannya untuk merawat
dirinya secara medis dibandingkan pria.
·
Fight-or-Flight and Tend-and-Befriend
Psikolog Shelley Taylor dan rekan-rekannya setuju bahwa
fight-or-flight syndrome penting baik bagi pria maupun perempuan. Taylor yakin
bahwa perempuan lebih mungkin menanggapi stress dengan apa yang biasanya
disebut dengan respon tend-and-befriend. Ketika mereka menghadapi tekanan atau
stress, seperti kebakaran atau bencana alam, perempuan biasanya menanggapi
dengan menjaga anak mereka. Mereka secepatnya menjumpai anak mereka dan
berinteraksi dengan mereka seperti memegang tangan dan menyentuhnya untuk
mengurangi respon psikologis anak terhadap stressor. Pada kasus pekerja pria
dan perempuan, perempuan yang memiliki stress di kantor pada siang hari
cenderung masih dapat mengasuh anak pada malam hari. Ibu menarik diri dari anak
setelah bekerja, hanya jika mereka mengalami stress yang luarbiasa di kantor
pada hari itu. Para ayah cenderung lebih cepat marah atau menarik diri dari
anggota keluarga jika mereka mengalami hari yang sedikit tertekan di kantor.
Begitulah menurut Taylor, kita tidak dapat mengerti sepenuhnya reaksi emosional
terhadap stress dan hubungan reaksi psikologis terhadap ancaman.
·
Ethnic Differences in Stress.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa anggota dari etnik
ras minoritas dalam pengalaman sosial lebih merasa stress dibandingkan dengan
anggota budaya yang mayoritas. Ada beberapa alasan yang mengatakannya demikian.
Pertama, kelompok etnik ras yang minoritas cenderung memiliki keuntungan yang
lebih sedikit (pendidikan yang layak, pemasukan, asuransi kesehatan yang baik,
dan lain-lain) dalam melindunginya dari stress. Kedua, kelompok minoritas sering
mengalami stress dalam berinteraksi dengan kelompok mayoritas yang berdasarkan
kepada stereotip, prasangka, dan rasisme. Ketiga, keluarga imigran sering
mengalami stress melihat dari begitu cepatnya akulturasi budaya terhadap
anak-anak mereka. Orangtua terkadang stress dengan perubahan sikap dari anak
mereka, dan anak-anak terkadang stress oleh tekanan dari orangtua yang
mempertahankan bahasa dan standar budaya mereka. Kalimat yang baru dan penting
dari penelitian ini bagi psikolog akan membawa banyak pengertian kedepannya,
tetapi ini topik dimana banyak anggota dari kelompok etnik minoritas yang sudah
mengerti dengan baik.
- COPING WITH STRESS
Ada
dua metode dalam menghadapi stress, yaitu :
- Effective Coping
Tidak selamanya kita dapat menghindari stress di dalam hidup
kita. Maka cara terbaik adalah menghadapinya. Effective coping dapat
menghilangkan sumber stress ataupun dapat mengontrol reaksi dari stress.
Ada beberapa cara efektif untuk menghilangkan sumber stress
ataupun untuk mengontrol reaksi individu terhadap stress, yaitu :
a. Menghilangkan
atau mengurangi stress
Misalnya, seorang suami atau istri yang menghadapi masalah
besar dalam rumah tangganya dan mengakibatkan stress, memiliki dua cara untuk
mengakhiri stressnya, yaitu mendiskusikan masalahnya dengan konsultan
pernikahan atau mengakhiri pernikahannya.
b. Cognitive coping
Cara ini meliputi perubahan bagaimana individu berpikir tentang
kejadian stress tersebut. Reappraisal dapat menjadi cara yang cukup efektif.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana kita menginterpretasi peristiwa stress.
Contohnya, seorang musisi yang sukses di album pertamanya dan jatuh di album
keduanya akan menilainya sebagai kegagalan besar dan membuatnya stress. Namun
seorang musisi senior menasihatinya untuk tidak menyerah dan menjelaskan bahwa
hal yang dialaminya sebagai hal yang biasa. Akhirnya, musisi muda itu
menginterpretasi kegagalannya bukan sebagai sumber stress, melainkan sebagai
tantangan kedepannya untuk melakukan yang lebih baik lagi. Dalam beberapa
kasus, individu tidak dapat melakukan reappraisal
dan yang harus dilakukannya adalah menjauhkan perhatiannya terhadap sumber
stress. Contohnya, stress akibat kematian pasangan tentu tidak dapat dapat
dihindari dan di-reappraisal.
Menjauhkan perhatian dan pikiran dari kematian dan melanjutkan hidup adalah
salah satu cara untuk mengatasi stress. Banyak individu yang mengatasi stress
dengan menginterpretasikan suatu peristiwa sebagai suatu sisi di dalam
keyakinan agama mereka, religious coping.
Contohnya, ketika orang tua meninggal, maka individu menginterpretasikannya
sebagai suatu takdir yang memang harus dilalui setiap individu.
c. Mengontrol
reaksi stress
Ketika sumber stress tidak dapat dihilangkan atau diubah,
pilihan efektif lainnya adalah mengontrol reaksi tubuh terhadap stress, baik
secara psikologis dan fisik. Contohnya, seorang pengusaha muda memulai bisnis
barunya dan ia tahu bahwa dua tahun pertama akan sangat membuatnya stress.
Menyadari bahwa ia tidak dapat menghilangkan sumber stress (bisnis baru), maka
yang dapat dilakukannya adalah mengontrol reaksinya terhadap stress. Misalnya
dengan melakukan banyak kegiatan yang santai seperti mengikuti kelas aerobic,
pergi liburan bersama orang terdekat, dan lain-lain.
- Ineffective Coping
Walaupun
banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress dengan cara yang baik
dan benar, sayangnya banyak individu yang mengatasi stress dengan cara yang
salah. Cara yang dilakukan memang dapat mengatasi stress, namun solusi yang
ditawarkan hanya bersifat sementara, bahkan akan membuat masalah lebih buruk.
Contoh
dari ineffective coping adalah :
a.
Menghindar
Contohnya,
suami yang memiliki masalah rumah tangga cenderung menghindari istrinya dan
lebih memilih pergi ke bar mabuk-mabukan atau yang lebih parah adalah
perselingkuhan. Apa yang dilakukan suami itu memang menghilangkan stress-nya
sementara, namun akan membuat masalah yang lebih buruk
b.
Agresi
Reaksi
umum seseorang yang frustasi adalah agresi atau tindak kekerasan atau kasar.
Contohnya, seorang wanita yang sudah lama mencoba menarik perhatian lawan jenisnya dan gagal, dapat memilih jalan bermusuhan dengan
pria tersebut agar dirinya tidak stress.
c.
Self-medication
Banyak
orang tidak efektif mengatasi stress dengan menggunakan rokok, alkohol, dan
obat-obatan lain untuk menenangkan reaksi emosional mereka terhadap
stress. Meskipun alkohol dapat mengurangi kecemasan
bagi sebagian orang, tapi tidak
untuk menghapus sumber stress itu
sendiri dan malah menambah masalah itu sendiri baik dalam hubungan, belajar, prestasi kerja, dan
kesehatan dalam jangka panjang.
d.
Defense Mechanism
Menurut
Freud, ego memiliki suatu kemampuan pertahanan diri terhadap suatu ketegangan
atau ketidaknyamanan yang disebut dengan defense mechanism. Mekanisme
pertahanan utama adalah sebagai berikut:
·
Displacement. Keadaan dimana anda tidak aman dan
tidak cocok untuk mengungkapkan perasaan agresif
atau seksual terhadap orang yang menciptakan
stress (seperti bos yang memerahi
anda), maka perasaan tersebut di alihkan pada orang lain yang lebih aman
(seperti berteriak pada teman Anda ketika Anda benar-benar marah dengan atasan Anda).
·
Sublimation. Usaha pengalihan hasrat yang
bersifat premitif ke tingkah laku yang dapat di terima masyarakat. Seperti
orang yang mempunyai dorongan kuat untuk berkelahi di alihkan dalam olahraga
keras seperti bertinju,gulat, dan lain-lain.
·
Projection.
Merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain dalam kegagalan.
Seperti ketika gagal dalam ujian dia
menyalahkan kondisinya saat itu yang sedang flu.
·
Reaction Formation. Mencegah keinginan yang berlebihan
dengan melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan. Seorang pria yang
sudah menikah dengan keinginan yang kuat untuk seks di luar nikah mungkin mulai
kampanye untuk
membersihkan kotanya dari panti pijat dan pelacur.
·
Rationalization. Stress berkurang dengan
"menjelaskan tentang" sumber stress
dengan cara yang logis. Seorang pria yang ditolak oleh kekasihnya mungkin
memutuskan bahwa ia senang karena ia memiliki begitu banyak kesalahan atau
karena ia benar-benar tidak mau menyerah dengan kehidupannya sebagai pria
single.
dengan cara yang logis. Seorang pria yang ditolak oleh kekasihnya mungkin
memutuskan bahwa ia senang karena ia memiliki begitu banyak kesalahan atau
karena ia benar-benar tidak mau menyerah dengan kehidupannya sebagai pria
single.
- CHANGE
HEALTH-RELATED BEHAVIOR PATTERNS
Tujuan dari psikologi kesehatan adalah untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dengan membantu tiap individu untuk mengubah
kebiasaan mereka yang dapat menimbulkan resiko kesehatan melalui berbagai
strategi, seperti learning to relax (belajar
untuk santai), tidak merokok ataupun menggunakan obat-obat terlarang ,
berolahraga, dan makan dengan sewajarnya.
- Learning to relax
Banyak
orang yang sangat sulit untuk benar-benar santai (relaksasi). Namun, ada metode
yang dapat mengajari individu untuk berelaksasi, yaitu dengan progressive
relaxation training. Progressive relaxation training adalah sebuah
metode yang mengajari individu untuk merilekskan otot-otot tubuh.
Dalam
training ini, pertama-tama individu diajarkan untuk merasakan perbedaan antara
ketegangan dan otot-otot yang rileks. Hentikan aktivitas sementara dan
tegangkan otot-otot di tangan kanan dan lengan sekuat yang anda bisa. Fokuskan
pikiran pada ketegangan dan rasakan bagaimana rasanya. Kemudian lemaskan secara
pelan-pelan, dan rasakan bagaimana rasanya. Coba tegangkan otot di leher saat
anda sedang melemaskan otot-otot di tangan. Umumnya, orang-orang tidak akan
mampu melakukannya untuk pertama kalinya. Tapi, progressive relaxation training
akan mengajarkan bagaimana caranya.
- Eating right, exercising, and doing just what doctor
ordered
Tidak
mudah untuk mengubah kebiasaan seseorang dalam makan dan berolahrag.Kebiasaan
buruk tidak mudah untuk diubah. Karena itu, para psikologis sering membuat dan
mengimplementasikan program untuk mengubah dan menjaga perubahan dalam makan
dan berolahraga.
- Improved eating habits
Pola
makan memegang peran penting dalam kesehatan kita. Memakan daging berlemak,
telur, produk-produk susu berlemak terlalu banyak dapat meningkatkan
kolesterol, menyumbat pembuluh darah, dan meningkatkan resiko terkena penyakit
jantung dan stroke. Dengan mengurangi jumlah garam yang dikonsumsi dan menjaga
berat badan seseorang dapat memberikan efek yang menguntungkan bagi orang-orang
yang mempunyai tekanan darah tinggi dan terkena penyakit jantung koroner.
- Regular aerobic exercise
Kita
semua tahu bahwa berolahraga sangat baik bagi kesehatan kita. Tetapi,
kebanyakan dari kita akan terkejut setelah mengetahui bahwa orang-orang yang
sehat ternyata juga melakukan aerobic. Olahraga aerobic secara teratur sudah
terbukti mampu mengurangi tekanan darah tinggi, kolesterol, resiko terkena
penyakit jantung koroner, dan berbagai penyakit lainnya.
- Medical compliance
Para
psikologis juga terkadang dibutuhkan untuk membantu para dokter menyelesaikan
masalah kesehatan. Pasien yang mempunyai masalah kesehatan kronis, seperti
tekanan darah tinggi dan diabetes, terkadang tidak memakan obat yang telah
diresepkan oleh dokter. Ini sangat tidak menguntungkan bagi pasien karena
pengonsumsian obat-obat dapat mengurangi resiko terkena stroke dan penyakit
jantung bagi yang mempunyai tekanan darah tinggi dan dapat mengurangi resiko
kebutaan dan berbagai komplikasi dari diabetes. Alasan para pasien terkadang
karena mereka tidak mengerti instruksi dokter, terlalu terfokus pada harga obat
yang mahal, tidak ingin terkena efek samping dari obat yang dikonsumsi, dan
lain sebagainya. Karena itu, psikologis kesehatan dibutuhkan untuk menciptakan
program yang bisa membantu pasien agar pasien dapat mengikuti saran dokter.
- Psikologi dan Kesehatan Wanita
- Health concern of women
Beberapa
masalah kesehatan seperti kanker serviks, masalah pada ovarium, kelainan pada
proses menstruasi hanya terjadi pada wanita. Dan beberapa masalah kesehatan
seperti osteoporosis, lupus lebih sering terjadi pada wanita. Wanita juga
terkadang mempunyai masalah kesehatan berkaitan dengan hormon estrogen karena
estrogen dapat meningkatkan resiko terkena kanker.
- Change in high-risk behavior
Perhatian
pada kesehatan wanita juga diperlukan karena para wanita pada zaman sekarang
ini bertindak semakin sama dengan pria dalam perilaku yang meningkatkan resiko
kesehatan, seperti merokok, menggunakan narkoba, dan meminum alkohol.
- Different equation between health behaviors and illness
Meskipun
wanita dn pria sama-sama memiliki kebiasaan buruk seperti merokok dan
mengonsumsi alkohol, obesitas, dan pola makan yang tidak sehat, tetapi efek buruk akan dirasakan lebih bahaya
terhadap wanita dibandingan pria, terutama terhadap wanita yang mengonsumsi pil
KB. Wanita harus lebih waspada terhadap resiko yang terjadi.
- Other sociocultural factors in women’s
health
Gender
bukan hanya satu-satunya faktor sosiokultural yang mempengaruhi kesehatan pada
wanita. Untuk memahami kebiasaan hidup sehat pada wanita, kita juga harus
memahami etnik, orientasi seksual, dan berbagai aspek sosiokultural lain yang
membentuk mereka seperti itu.
- Safety Management
Kebanyakan
orang menganggap bahwa dengan menjaga kesehatan sudah cukup. Padahal,
kecelakaan juga bisa menjadi penyebab utama orang menjadi cacat ataupun
mengalami kematian. Kenyataannnya, kecelakaan adalah penyebab kematian paling
umum yang terjadi pada anak-anak, remaja, bahkan pada orang dewasa sekalipun.
Karena itu, aspek keamanan dalam berkendara sangat penting seperti menggunakan
sabuk keamanan atau helm agar dapat terhindar dari kecelakaan ataupun dapat
meminimalisasi akibat dari kecelakaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Lahey, B. B. (2012). Psychology An
Introduction Eleventh Edition. New York : McGraw Hill
No comments:
Post a Comment