MK. Psikologi Umum (Topik : INTELLIGENCE)


INTELLIGENCE: THE SUM TOTAL OF COGNITION

A.    PENGERTIAN INTELEGENSI
Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap insan. Intelegensi ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, keberhasilan, dan kesuksesan. Namun tingkat intelegensi yang dimiliki setiap orang pastilah berbeda. Ini dikarenakan bahwa intelegensi seseorang memang tergantung pada faktor-faktor yang membentuk intelegensi itu sendiri. Seperti kreatif, kata kecerdasan dapat diterapkan pada sebuah perilaku tertentu ataupun orang. Kita dapat mengatakan bahwa seseorang yang memutuskan berhenti merokok telah membuat pilihan cerdas. Ketika digunakan untuk menjelaskan orang, kecerdasan (intelligence) mengacu pada perbedaan individual dalam keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah dan dalam kemampuan-kemampuan penting lainnya. Ini berarti dalam psikologi, kecerdasan dipahami sebagai sesuatu yang relatif menetap dan digunakan sebagai dasar perbandingan antar individu. Inteligensi mengacu pada keterampilan-keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan menyesuaikan diri dari pengalaman hidup sehari-hari.

B.     PERBEDAAN PANDANGAN TENTANG INTELIGENSI
1.      Inteligensi: Kemampuan Umum atau Khusus?
            Dalam satu sudut pandang, kecerdasan merupakan faktor umum yang tunggal , jika kita umumnya cerdas, kita lebih cenderung untuk memiliki kemampuan mekanik yang kuat, musik, seni, dan jenis lain dari kemampuan. Arti pandangan ini bahwa faktor umum kecerdasan mendasari masing-masing kemampuan yang lebih spesifik dan diperkenalkan oleh Charles Spearman. Menurut Charles Spearman inteligensi itu terbagi 2 yaitu Inteligensi umum (g) dan inteligensi khusus (s). Inteligensi umum (g) adalah kemampuan umum seseorang sedangkan inteligensi khusus (s) adalah kemampuan khusus seseorang misalnya kemampuan bermusik. Psikologi lain juga mempunyai bantahan bahwa intelegensi bukan sebuah kemampuan tunggal tetapi sebuah koleksi dari banyak kemampuan-kemampuan spesifik yang terpisah. Psikologi membuat sebuah penanganan besar fakta sebagian besar kita jauh lebih baik dalam beberapa kemampuan kognitif dari pada yang lain. Louis Thurstone (1938) sebagai contoh berkembangnya sebuah alternative untuk test inteligensi umum disebut Primary Mental Abilities Test, yang mengukur 7 kemampuan intelektual.
Howard Gardner membantah bahwa ada banyak jenis dari Inteligensi. Gardner menjadi yakin bahwa ada hal yang terpisah dari Inteligensi antara lain dengan mempelajari pasien yang menderita kerusakan otak . Dia menemukan bahwa individu kehilangan beberapa dari kemampuan intelektual jenis lain sedangakan jenis inteligensi lainnya dibiarkan utuh. Hal ini menyarankan kepadanya bahwa tipe inteligensi yang berbeda dimediasikan oleh bagian otak yang berbeda. Gardner juga mempelajari kemampuan menarik dari seorang individu dengan Savant Syndrome. Yang mana individual mempunyai inteligensi umum yang rendah tapi menunjukkan kemampuan yang luar biasa di dalam seni, musik ataupun aritmatika. Sebagai sebuah hasil dari investigasinya, Gardner mempunyai pendapat bahwa ada 8 tipe independent inteligensi :
1.      Bahasa ( verbal )
2.      Logika matematika
3.      Musik
4.      Artistik
5.      Gerakan ( atletik)
6.      Interpersonal ( kemampuan sosial )
7.      Intrapersonal ( penyesuaian diri )
8.      Inteligensi alami ( pemahaman sifat )
Selain dari Gardner, Robert J. Stenberg juga mengembangkan teori inteligensi triarkis yang menyatakan bahwa kecerdasan muncul dalam bentuk majemuk spesifiknya terdiri dari 3 bentuk yaitu :
1.    Analistis : kemampuan untuk menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan      dan mempertentangkan.
2.    Kreatif : kemampuan untuk mencipta, mendesain, menciptakan, menemukan dan mengimajinasikan.          
3.    Praktis : kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, mengimplementasikan dan mempraktikan.
Teori tentang inteligensi yang dikemukakan oleh Gardner dan Robert J. Stenberg yang terkenal dengan teori multiple inteligensi. Banyak psikolog percaya bahwa ada kebenaran antara pandangan-pandangan, hal itu mungkin benar bahwa sebuah faktor umum yang mendasari semua inteligensi, tetapi orang dapat menjadi kuat di dalam area spesifik dan lemah dalam hal yang lain.

2.      Dasar Biologi untuk Inteligensi Umum
            Baru-baru ini, sebuah penanganan besar sudah ditulis tentang g atau inteligensi umum. Konsisten dengan ide dari inteligensi umum. Jelas bahwa gen-gen sama mempengaruhi banyak aspek spesifik dari inteligensi. Jadi apa itu g?? Teori yang berlaku  adalah orang-orang dengan g yang tinggi mempunyai kemampuan lebih besar untuk membentuk sambungan saraf antara akson dan dendrit di dalam otak. Yaitu ketika di stimulasi oleh lingkungan, beberapa orang mereka yang g nya tinggi adalah lebih mungkin untuk membentuk sambungan saraf yang baru daripada orang-orang yang lain. Sebagai hasilnya, orang dewasa dengan inteligensi umum yang lebih tinggi mempunyai sambungan saraf yang lebih baik. Kemampuan lebih besar untuk membentuk sambungan saraf dihipotesiskan yang menyebabkan kecerdasan umum lebih baik dalam 2 cara :
1.      Kemampuan lebih besar untuk membentuk sambungan saraf berarti bahwa seseorang dengan g yang tinggi memilik kemampuan lebih baik untuk belajar dari pengalaman.
2.      Keterkaitan yang besar dari saraf memiliki arti bahwa otak dapat memproses informasi lebih cepat. Orang-orang dengan g yang tinggi mempunyai reflex yang lebih cepat, mempunyai reaksi yang lebih cepat dan hemat waktu dalam membuat penilaian yang sederhana. Kecepatan yang lebih dari proses berpikir adalah untuk menjadi dasar-dasar inteligensi umum yang lebih besar. Kita akan melihat dalam seksi selanjutnya, namun faktanya bahwa banyak inteligensi seseorang yang proses informasinya lebih cepat tidak berarti mereka melakukan sesuatu lebih cepat di dalam tugas kognitif.

3.      Komponen kognitif dari perilaku Inteligensi
Stenberg sudah mengusulkan sebuah teori sementara dari inteligensi yang menentukan langkah-langkah kognitif bahwa seseorang harus menggunakan penalaran dan pemecahan dari beberapa masalah atau dalam hal sederhana, komponen kognitif dari inteligensi. Perhatikan contoh berikut :
AIR : HAUS
NASI : ????
a.       BERAS
b.      LAPAR
Untuk pemecahan masalah ini, Stenberg percaya bahwa kita harus melalui sejumlah tahap kognitif. Diantara langkah-langkah tersebut, orang-orang harus melaakukan :
1.      Encode ( proses mental yang mewakili dalam sistem memory dalam beberapa bentuk yang dapat digunakan) semua relevan infomasi tentang masalah. Dalam hal ini, orang mungkin mengkodekan informasi terkait. Seperti contoh diatas individu mengumpulkan informasi apabila haus maka manusia biasanya minum air. Dan begitu juga air sudah dikodekan bahwa air adalah alat untuk penghilang haus.
2.      Infer (menduga) sifat hubungan antara istilah dalam masalah. Dalam hal ini, penting untuk melihat bahwa ada hubungan antara air dan haus
3.      Map atau mengidentifikasi karakteristik umum di dalam pasangan elemen-elemen.
4.      Apply ( berlaku ) mengidentifikasi hubungan.
5.      Compare jawaban-jawaban alternatif
6.      Respon antara jawaban. Dalam hal ini "Lapar"
Stenberg berpendapat bahwa jalan ini kelihatan dalam inteligensi yang tidak lebih memberikan kita cara yang nyaman untuk menggambarkan tahapan-tahapan dalam pemikiran inteligensi. Dia memberikan kita sebuah kerangka kerja untuk menemukan yang mana komponen-komponen paling penting dalam menentukan  seseorang yang memiliki inteligensi lebih dari yang lain.

4.      Fluid and Crystallized Inteligensi
Seperti yang kita pikir tentang inteligensi, Cattel (1905) Raymond Cattel membagi 2 jenis inteligensi :
1.      Inteligensi cair ( fluid intelligence)
2.      Inteligensi kristal (crystallized intelligence)
 Fluid Intelligence adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan cepat dan merancang strategi untuk masalah-masalah baru. Disini fluid intelligence lebih berbasis biologis. Kita akan lebih sulit mengajari hal-hal baru kepada orang yang sudah tua dibanding yang masih muda. Contohnya dalam penggunaan handphone. Itu dikarenakan inteligensi cair meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, mencapai puncak pada saat dewasa dan menurun pada saat tua karena faktor biologis.
 Crystallized intelligence adalah kemampuan menggunakan informasi yang telah dipelajari dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang sama. Crystallized intelligence, fakta dan pengetahuan, terus meningkat tidak ada batasan maksimal selagi manusia itu mau belajar. Crystallized intelligence terus berkembang sampai usia 30-40 tahun. Itu adalah satu alasan mengapa pekerjaan menjadi pemimpin ditujukan pada orang yang berusia 40 tahun ke atas.

C.    PENGUKURAN INTELIGENSI
Dalam psikologi, pengukuran intelegensi biasanya dicapai melalui pengukuran menggunakan tes intelegensi atau biasa disebut dengan tes IQ. Salah seorang psikolog Prancis sekaligus penemu pertama tes intelegensi adalah Alfred Binet yang dikenal dengan Binet’s Test. Kemudian Lewis Terman banyak melakukan revisi yang sekarang disebut Stanford-Binet Intelligence Scale. Beliau lah yang pertama kali memperkenalkan konsep IQ. Tes yang sama juga dikembangkan oleh David Wechsler, dikenal dengan Wechsler Preschool and Primary Scale Intelligensce-Revised (WPPSI-R), Wechsler Intelligence Scale for Children, 4th.ed (WISC-IV) dan Wechsler Adult Intelligence Scale, Revised (WAIS-R).
            Untuk dapat membandingkan usia mental beberapa orang secara tepat, dibutuhkan tes IQ. Tes IQ adalah angka yang merupakan nilai inteligensi seseorang yang didapat dari hasil tes inteligensi. IQ ini diperoleh dari usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologisnya, lalu dikalikan 100. Intelligence Quotient (IQ) adalah nilai numerik yang diperoleh dari hasil tes intelegensi.


Mental Age (MA) adalah usia yang didapat dan didasarkan dari hasil tes kecerdasan.
Chronological Age (CA) adalah usia kalender.

Contoh :
Seorang anak mengikuti tes intelegensi, usia anak tersebut adalah 9 tahun (Chronological Age). Dari hasil tes, anak tersebut hanya mampu menjawab 20 item yang diberikan. Hasil tersebut ternyata menunjukkan skor rata-rata yang mampu dicapai oleh anak-anak yang berusia 8 tahun (Mental Age).
Maka IQ anak tersebut adalah: 
                                                                            = 89
Pembagian antara Mental Age (MA) dan Chronological Age (CA) ini disebut IQ ratio. Deviasi IQ adalah derajat penyimpangan  dari rata-rata skor tes intelegensi baik yang labih rendah ataupun yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam kurva distribusi normal.
            Sebelumnya, pendekatan Binet untuk menghitung IQ diperoleh dari IQ ratio, yaitu rasio antara usia mental seseorang dan usia kronologisnya. Namun, IQ rasio tidak digunakan lagi saat ini karena ada batasan yang signifikan mengenai konsep usia mental. Misalnya, seorang anak yang berusia kronologis 4 tahun dengan IQ 150 memiliki usia mental 6 tahun. Namun, kemampuannya untuk menangani situasi-situasi yang mengandalkan inteligensi tidak sebaik anak yang benar-benar berusia kronologis 6 tahun.
            Saat ini, telah dikembangkan pendekatan baru untuk mengukur kemampuan intelektual dengan menggunakan IQ deviasi, yaitu hasil IQ berdasarkan tingkat deviasi dari skor rata-rata seseorang pada tes inteligensi. Skor kebanyakan orang yang mengikuti tes inteligensi jatuh pada distribusi normal, yang berarti banyak orang yang memperoleh skor rata-rata, atau skor yang mendekati rata-rata pada tes tersebut. Jadi, skor yang terletak hanya beberapa poin di atas atau di bawah skor rata-rata berarti lazim, sedangkan yang terletak jauh di atas atau di bawah skor rata-rata berarti tidak lazim.
Characteristics of Good Intelligence Test. Terdapat lima kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu tes intelegensi, yakni:
1.      Standardization. Karena tes intelegensi akan diberikan untuk membandingkan performance seseorag dengan yang lainnya, maka tes intelegensi itu harus diberikan dengan cara yang sama kepada setiap orang. Untuk itu, setiap tes intelegensi harus disusun dengan instruksi-instruksi yang detail dan nantinya akan diadministrasikan oleh tester kepada setiap orang dengan standardized yang sama.
2.      Norms. Untuk membandingkan skor setiap individu, orang-orang yang akan mengembangkan sebuah tes intelegensi harus menguji coba tes ini kepada sampel yang besar yang mewakili secara general.
3.      Objectivity. Sebuah tes intelegensi harus dikonstruksikan dengan baik sehingga akan mengurangi kebingungan saat menjawab tes intelegensi tersebut.
4.      Reliability. Tes intelegensi harus reliabel. Artinya, skor yang diperoleh akan kurang lebih sama ketika diberikan pada situasi yang berbeda atau diadministrasikan oleh dua orang tester yang berbeda.
5.      Validity. Hal yang penting adalah bahwa sebuah tes intelegensi harus dapat mengukur apa yang harus diukur. Apabila ingin mengukur skala kecemasan maka item-item pertanyaan yang dibuat harus mengenai kecemasan bukan hal yang lain seperti ketakutan. Karena kecemasan dan ketakutan memiliki pandangan yang berbeda.

D.    TACIT INTELLIGENCE
Tacit intelligence adalah pengetahuan  dan kemampuan praktis yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan masalah dan biasanya tidak dipelajari di sekolah.
Menurut Kathleen Galotti (1990), kegunaan dari tacit intelligence adalah untuk menilai penggunaan pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu hal. Sternberg dan Wagner (1993) mengembangkan pengukuran dari tacit intelligence yang terdiri dari beberapa skenario yang menggambarkan work-related situation dalam beberapa tugas. Orang-orang yang mengikuti tes ini diminta untuk menilai kualitas dari beberapa solusi untuk pemecahan suatu masalah.
Walaupun tacit intelligence cukup berbeda dengan kompetensi kognitif yang diukur melalui tes-tes intelegensi. ada tiga fakta dimana tacit intelligence berkaitan dengan kecerdasan umum. Pertama, pada level intelegensi yang rendah, sangat jarang untuk menemukan individu yang memiliki tacit intelligence yang baik. Kedua, tidak mungkin orang yang terbatas dalam intelegensi memiliki tacit intelligence yang tinggi. Dan yang ketiga, meskipun orang-orang yang memiliki intelegensi yang baik tidak selalu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bidang-bidang tertentu, namun mereka memiliki pengetahuan praktis yang baik dalam area tertentu.

E.     INDIVIDUAL DIFFENCES IN INTELLIGENCE: CONTRIBUTING FACTORS
Mengapa ada orang yang memiliki intelegensi yang lebih tinggi dari yang lainnya? Dari penelitian yang telah dilakukan, dikatakan bahwa intelegensi itu dipengaruhi oleh faktor hereditas dan faktor lingkungan yang keduanya bersama-sama menentukan level intelegensi.
Sebuah penelitian mengatakan bahwa hereditas merupakan salah satu faktor yang penting yang menentukan IQ seseorang. Hal ini ditunjukkan melalui penelitian yang menunjukkan bahwa IQ seorang anak tidak jauh berbeda dengan IQ orangtua biologisnya meskipun mereka tidak tinggal bersama atau tidak dibesarkan oleh orangtua kandung mereka. Penelitian terhadap anak kembar juga semakin mendukung bahwa hereditas menentukan IQ seseorang.
Selain itu, lingkungan juga dikatakan turut mengambil peran yang penting untuk menentukan IQ seseorang. Anak yang tinggal dilingkungan yang baik dan mendukung perkembangan intelektual mereka akan memiliki intelegensi yang baik pula. Dan sebaliknya, anak yang tinggal dilingkungan yang menolak mereka dan tidak memberikan stimulus yang baik untuk perkembangan intelektual mereka maka akan memiliki intelegensi yang tidak baik pula, namun hal ini akan berubah ketika mereka dipindahkan ke lingkungan yang lebih baik.

F.     THE IMPORTANCE OF INTELLIGENCE IN MODERN SOCIETY
Hasil skor tes intelegensi sangat penting untuk mempediksi seberapa bagus dan sampai dimana batas kemampuan individu tersebut. orang-orang yang memiliki intelegensi yang lebih tinggi cenderung lebih mudah mengikuti proses belajar di sekolah, mendapatkan nilai yang bagus, dan cepat juga menyelesaikan pendidikannya. Rata-ratanya untuk seorang pengemudi truk IQ nya sekitar sedikit dibawah 100 sedangkan IQ rata-rata seorang dokter dan kuasa hukum adalah 125. Sedangkan spektrum IQ 85 ke bawaqh (15 % dari populasi dunia) banyak yang hidup dalam kemiskinan, pengangguran, rumah tangga yang bermasalah, dan pelaku kriminalitas.
Untuk dapat bekerja dengan lebih baik, diperlukan intelegensi. ada 3 alasan pentingnya intelegensi tersebut, yaitu :
1.      Banyak pekerjaan yang tersedia hanya untuk orang lulusan perguruan tinggi atau sederajat, dan orang orang yang memiliki intelegensi yang tinggi cenderung dapat memenuhi syarat pendidikan (karena sebagian besar tes mengukur intelegensi  dalam penerimaan pekerja).
2.      Hanya sedikit waktu yang dibutuhkan orang-orang yang memiliki intelegensi yang tinggi untuk belajar dan memiliki keahlian yang lebih dari orang yang memiliki intelegensi yang lebih rendah. Namun, jika pekerjaan tertentu memiliki keterampilan yang cukup baik dan tidak rumit , intelegensi tidak mempengaruhi suksesnya dalam bekerja, terlebih jika individu tersebut tekun  sudah menekuni terlebih dahulu.
3.      Orang dengan intelegensi yang tinggi cenderung melakukan pekerjaan dengan mudah dan baik, terutama jika mereka melibatkan pertimbangan dalam mengubah situasi dan pengetahuan yang selalu diperbaharui (contoh : dokter, pengacara, para ilmuwan, insinyur; dan programer computer, dll).Bahkan dalam pekerjaan,  yang non-profesional dengan tingkat intelegensi lebih mungkin untuk dipromosikan ke dalam pekerjaan yang lebih kompleks dari orang-orang dengan tingkat intelegensinya di bawah mereka.

G.    ARE PEOPLE BECOMING MORE INTELLIGENT?
James flynn ( 1998 2003 ) dari universitas otago di selandia baru telah menunjukkan bahwa rata-rata skor pada tes intelegensi telah meningkat dalam beberapa generasi sebelumnya. Kenaikan tersebut dikenal sebagai “Flynn Effect “.Di banyak negara di dunia, ada bukti kuat yang nilai intelijen meningkat secara dramatis atas beberapa generasi sebelumnya. Ketika diuji di usia yang sama yang menggunakan tes yang sama, orang  yang lahir terlebih dahulu sedikit menjawab pertanyaan dengan benar dari orang generasi baru.jadi, hal ini menunjukkan bahwa  orang yang lahir di generasi baru ini memiliki  tingkat intelegensi yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya.
Laju kenaikan nilai tes dari intelengensi orang dewasa umumnya (Fluid dan Crystallized intelegence) seperti Stanford-Binet dan Wechsler intelligence scales ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Kenaikan besar yang sangat mengejutkan. Data yang diuji yang mengukur Fluid Intelligence yang menunjukkan intelegensi naik sekitar 20 poin per angkatan setiap 30 tahun. Bukti paling menonjol  dari perubahan  Fluid Intelligence berasal dari Raven Progressive Matrices Test. Dalam tes ini , orang yang disajikan dengan sejumlah matriks nonverbal yang semakin sulit untuk memecahkan masalah.
Ada empat penjelasan yang masuk akal yang dapat menjelaskan kenapa intelegensi meningkat dari generasi ke generasi, yaitu :
1.      Intelegensi yang meningkat dari masa ke masa , otomatis secara langsung juga  gizi dan kesehatan meningkat secara drastis dalam di negara-negara yang ada di dunia ini. Pada kenyataannya benar bahwa  pada saat yang sama yang menunjukkan bahwa negara yang meningkat tingkat intelegensinya, meningkat juga kenaikan rata rata tinggi , berat , usia harapan hidup dalam kesehatan . Tidaklah mustahil sebagian besar untuk meningkatkan intelegensi adalah  dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan dan gizi .
2.      kenaikan tingkat pendidikan telah menghasilkan peningkatan nilair tes intelegensi. Ini bisa bekerja dalam dua cara efek tidak langsung melalui orang tua dari setiap generasi dan efek langsung pada setiap generasi anak-anak. Sejak awal abad 20, setiap generasi berturut-turut berpendidikan lebih baik dari orang tua. Di Amerika Serikat, ada 10 kali lipat peningkatan jumlah orang tua yang berpendidikan selama abad kedua puluh. Hal ini penting karena tingkat pendidikan orangtua berkorelasi dengan nilai kecerdasan anak-anak mereka (Flynn, 1998) yang menunjukkan bahwa orang tua yang berpendidikan yang merangsang secara intelektual di dalam suasana rumah, yang meningkatkan nilai tes kecerdasan anak-anak mereka. Pada saat yang sama, setiap generasi berturut-turut anak-anak menerima pendidikan yang lebih tinggi daripada yang terakhir.
3.      Anak-anak yang lahir di akhir abad kedua dirangsang dan ditantang oleh lingkungan yang kompleksitas yang belum diketahui di tahun 1930-an seperti adanya Televisi pendidikan, komputer, belajar mainan, playgroup, dan inovasi lain mungkin telah meningkatkan kecerdasan.
4.      Peningkatan hasil tes intelegensi yang besar terjadi pada periode waktu di mana terjadi perubahan besar dalam kehidupan yaitu yang seperti diketahui bahwa adanya perbedaan terhadap warna kulit orang di amerika serikat. Tetapi semakin lama menghilangnya diskriminasi tersebut sehingga dapat meningkatkan intelegensi orang-orang amerika serikat.

H.    RACE-ETHNIC DIFFERENCES IN INTELLIGENCE AND ACHIVEMENT
Data yang terkumpul sejak tahun 1930 menunjukkan bahwa rata-rata intelegensi dan nilai pencapaian akademik dari orang yang berketurunan Afrika-Amerika terdapat sekitar 15 poin lebih rendah daripada orang Amerika yang berkulit putih. Sejak akhir pemisahan di Amerika, pengalaman dalam bidang pendidikan dari orang keturunan Afrika-Amerika berubah secara dramatis. Rata-rata tingkat pendidikan pada tahun 1973 sampai dengan 1990 meningkat diantara keluarga kulit putih sekitar 70% tapi pada keluarga Afrika-Amerika meningkat sekitar 350%. Hal ini disebabkan jumlah sekolah berkaitan dengan nilai hasil pengukuran dari kedua kemampuan intelektual dan pencapaian akademis, kemamapuan kesenjangan dan hak Perolehan , dalam hal ini kesempatan memperoleh pendidikan. Faktor lain yang mendukung adalah jumlah penduduk antara orang Amerika dan keturunan Afrika-Amerika.

I.       THE BELL CURVE
Pada tahun 1994, psikolog Richard Herrnstein dan sosiolog Charles Murray menerbitkan sebuah buku kontroversial yang berjudul The Bell Curve. Mereka membuat pernyataan mengenai perbedaan genetik antara kelompok ras etnis yang memperoleh dukungan sedikit ilmiah, tapi mereka mengangkat beberapa pertanyaan penting tentang peran kecerdasan dalam masyarakat yang layak perdebatan serius. Herrnstein dan Murray meninjau banyak temuan dari studi kecerdasan dan keberhasilan dan mendiskusikan mereka dalam implikasi kebijakan publik. Mereka berpendapat bahwa masyarakat Amerika Utara bergerak ke arah "meritokrasi", di mana kesempatan untuk mendapatkan pendidikan lanjutan dan jenis pekerjaan yang ditentukan semata-mata oleh kemampuan setiap orang. Meskipun kemampuan individu ini jelas tidak satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan hari ini, mungkin lebih penting daripada sebelumnya. Di masa lalu, pekerjaan terbuka hanya untuk orang dari keluarga kaya. Meskipun hak semacam itu bertahan sampai hari ini, undang-undang mengenai kesempatan yang sama dalam pendidikan dan pekerjaan telah mengurangi pengaruh mereka.
            Meskipun kehidupan di sebuah meritokrasi bisa dikatakan lebih adil daripada dalam sistem sosial lainnya, Herrnstein dan Murray berpendapat bahwa hal itu menimbulkan masalah-masalah etis baru juga. Jika kita membuat sebuah masyarakat di mana lingkungan kontribusi untuk kemampuan intelektual adalah sepenuhnya dipersamakan siapa (setiap orang memiliki gizi yang memadai, lingkungan intelektual yang menguntungkan, akses ke pendidikan yang sama, dan seterusnya), mereka percaya bahwa pengaruh genetika pada kecerdasan akan meningkat. Itu mengapa jika semua orang di lingkungan pada dasarnya sama, keturunan akan menjadi satu-satunya penyebab perbedaan dalam kecerdasan antara orang-orang. Karena kecerdasan dalam berbagai bentuk (fluid, crystallized, dan tacit) memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan kerja, Herrnstein dan Murray percaya bahwa gen yang mempengaruhi kecerdasan akan memainkan peran yang semakin penting dalam menentukan setiap orang tingkat keberhasilan kerja. dengan demikian, jika masyarakat kita menghilangkan semua hambatan atas kesempatan untuk sukses yang sama, Herrnstein dan Murray percaya bahwa aspek-aspek kerja sukses yang dikaitkan dengan kecerdasan akan ditentukan oleh gen kita dari saat konsepsi. Ini akan menjadi tidak adil sebagai aristokrasi yang menententukan bahwa hanya orang-orang atau keluarga kerajaan yang dididik atau yang memiliki properti.
Dapat juga dikatakan bahwa perbedaan dalam kecerdasan adalah hanya salah satu faktor yang membuat ketidaksetaraan dalam keberhasilan pekerjaan dan pendapatan di Amerika Utara. Perbedaan antara orang-orang yang tingkat kecerdasannya di atas 10% dari pendapatan, orang-orang tersebut menghasilkan pendapatan rata-rata empat kali lebih besar daripada yang akan diharapkan atas dasar perbedaan dalam nilai kecerdasan (Ceci & Williams, 1997). Banyak faktor yang berkontribusi terhadap perbedaan besar dalam pendapatan di Amerika Utara hari ini. Jika kesetaraan adalah tujuan Anda, Anda akan harus melihat lebih dari kecerdasan untuk solusi.

J.      EXTREMES IN INTELLIGENCE
Pengujian Intelegensi menyediakan salah satu kriteria utama untuk mendiagnosis keterbelakangan mental. Untuk dianggap terbelakang mental, seseorang harus memiliki IQ rendah yang menyebabkan defisit serius dalam keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup sehari-hari. Garis demarkasi biasa adalah IQ 70 atau di bawah , yang menghasilkan sekitar 2 % dari populasi Amerika yang didiagnosis sebagai terbelakang . Selain IQ , kemampuan individu dalam aktivitas perawatan diri dan berhubungan dengan orang lain dianggap dalam membuat diagnosis . Derajat retardasi rentang retardasi dari ringan sampai mendalam : Individu dengan IQ 50-70 dikatakan agak terbelakang, 35-49 , cukup terbelakang , 20-34, sangat terbelakang , dan di bawah 20, sangat terbelakang.
Retardasi dapat hasil dari berbagai kondisi. Kelainan genetik , trauma kelahiran , infeksi material, penggunaan alkohol ibu dan sensorik atau ibu perampasan awal dalam hidup hanya beberapa kemungkinan penyebab keterbelakangan. Sejak 1960-an upaya pendidikan bagi mereka yang memiliki keterbelakangan mental telah meningkat pesat . Karena sekitar 90% dari orang-orang yang mengalami retardasi jatuh dalam kisaran ringan, sebagian besar orang dengan keterbelakangan dapat menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif (Tyler, 1965). Orang-orang yang memiliki keterbelakangan mental telah memainkan peran yang ditampilkan dalam acara televisi populer, yang telah mendidik masyarakat umum dengan menyoroti kemampuan mereka daripada cacat.
Di sisi lain dari skala, sistem sekolah umum di seluruh negara bagian Amerika menyediakan program pendidikan khusus untuk " berbakat " anak-anak ( Winner, 2000). "Gifted" biasanya didefinisikan baik dari segi nilai IQ tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi, program ini didanai pada dua alasan : (1) bahwa bangsa perlu memperkaya pendidikan pemimpin terang nya masa depan dan (2) bahwa anak-anak begitu terang bahwa mereka kadang-kadang membutuhkan bantuan untuk menghindari mengembangkan masalah - psikologis yang tidak diterima secara universal. Apakah benar bahwa menjadi sangat cerdas adalah cacat, atau merupakan suatu keuntungan, seperti yang telah kita sampai sekarang diasumsikan?.
Rata-rata, mereka membuat nilai yang lebih baik di sekolah, dianggap lebih jujur ​​dan dapat dipercaya, dan lebih tinggi dan lebih kuat dari rekan-rekan mereka dari rata-rata IQ. Secara fisik, Crimping berbakat unggul rekan-rekan mereka, karena mereka adalah orang dewasa sangat sehat dan tingkat kematian mereka adalah sepertiga kurang dari rata-rata nasional
karena lebih banyak orang cerdas tidak merokok dan merawat lebih baik dari diri mereka. Hasil ini jelas menunjukkan bahwa kecerdasan yang tinggi adalah anak-anak telah sama menemukan bahwa mereka cenderung berpikiran terbuka, progresif dan sangat sukses di berbagai bidang kehidupan.

                                          
DAFTAR PUSTAKA

Lahey, B.B. 2005. Psychology and Introduction 9th. New York : McGrew-Hill


No comments:

Post a Comment

MK. Psikologi Umum (Topik : ATTITUDES AND PERSUASION)

ATTITUDES AND PERSUASION A.     Pr asangka dan Stereotype Prasangka adalah attitude yang bersifat berbahaya yang berdasarkan ketid...